Menjadi seorang guru selain mengamalkan ilmu yang sudah di pelajari dibangku kuliah adalah cita - cita. Dari awal memilih menjadi guru adalah harapan orangtua, ketika pertama kali mengajar bertemu dengan anak didik rasanya bangga, dan mengajar pun tulus ikhlas tidak mengharapkan imbalan apapun.Â
Program di sekolah maupun luar sekolah di ikuti agar dapat pengalaman baru, meskipun honor yang dibayarkan hanya sekedarnya, akan tetapi terobati dengan senyum bahagia ketika mengajar bertemu dengan murid di sekolah. Teriring waktu berubah ketika guru sudah berumah tangga dan ada keluarga yang dinafkahinya,usia pun bertamabah, akan tetapi rasa perhatian sang guru tidak berubah terhadap anak didiknya.Â
Namun, terbentur dengan finansial sang guru honorer membuatnya dilema di satu sisi ingin terus mengabdi dan  mengamalkan ilmunya, tapi di sisi lain harus bisa menghidupi keluarganya. Mungkin banyak guru honorer juga yang usia nya sudah melebihi batas jika ingin memilih berhenti menjadi guru.Â
Kenapa Guru honorer tetap bertahan bertahun- tahun meski gaji kecil?Â
Hatinya yang tergerak ingin selalu mengamalkan ilmu dan menebarkan  kebaikan untuk generesi penerus bangsa, rasa kasih sayang mendidik siswa sudah terjalin seperti hal nya orang tua dan anaknya. Nyatanya sudah banyak murid - murid kami yang sudah sukses. Jika kami berhenti dari profersi guru ini seperti orangtua yang kehilangan anak - anaknya.Â
Disinilah Guru Honorer tetap bertahan, Â Potensi dan beban kerja guru honorer pun sama seperti guru PNS, banyak tantangan dan rintangan guru honorer, tetapi mereka diam tidak menuntut apapun padahal di dalam hati kecil nya sedih. "Kenapa kami tidak mendapatkan hak yang sama seperti halnya Pegawai Negeri Sipil ? "Adapun pengangkatan akan tetapi kuota selalu minim, sampai kapan kami harus menunggu ? "sedangkan usia kami sudah tidak muda lagi. Kami sudah cinta dunia pendidikan.Â
Semoga Keberkahan ada pada guru semua nya........
TerimakasihÂ
By DiahÂ