Pramunikmat Seorang Magdalena #5 - "Menghadapi Kenyataan"

Kesimpangsiuran sama saja dengan melakukan sesuatu tanpa mengetahui keabsahannya secara pasti, benar atau salah. Posisinya  berada pada garis tengah yang melahirkan keraguan untuk menentukan sikap, sebagai manusia yang berparadigma positif, kita tentu tak ingin larut dalam ketidakpastian dalam menentukan pilihan. Mencari tahu dan menggali kebenaran yang sesungguhnya adalah hal terbaik dari kondisi tersebut, agar jalan yang kita tempuh bisa berjalan lurus dengan sebuah kebenaran yang hakiki, bukan berjalan mundur mengikuti kesalahan yang membawa kita pada arah keburukan. Bukan pula berbelok mengikuti arah ketidakpastian  yang bisa saja membuat kita terjatuh.

Kondisi inillah yang dihadapi Magdalena si gadis desa yang berubah mejadi Pramunikmat dan Kevin si lelaki bayaran pemuas birahi. Keduanya terjerat dalam pesona dunia yang menyesatkan. 

Pertemuan Magdalena dan Kevin yang berawal di apartemen, kian berlanjut sampai keduanya menjalani profesinya secara bersama-sama, saling kerja sama. 

Pada suatu peristiwa, seminggu setelah Dini mendatangi apartemen, dia kembali menghubungi Kevin untuk melakukan hal yang sama, memuaskan birahinya. Lagi-lagi tanpa berpikir panjang Kevin dengan senang hati menerima tawaran Dini untuk yang kesekian kalinya. 

"Halo sayang, aku lagi kepengen nih... kamu ke rumah yah! Mas Zain sedang tidak ada di rumah, sepertinya malam baru dia balik dari kerja, aku tunggu yah sayang" suara Dini dari hand phone Kevin.

 

Kevin lalu bersiap-siap kemudian bergegas berangkat ke rumah Dini. Di tengah perjalanannya dia melihat Magdalena duduk di sebuah caf sepertinya menunggu seseorang. Kevin menghentikan mobil  kemudian menghampiri Magdalena.

 "Ngapain di sini?" sebelum Magdalena memberikan jawaban, seorang pria bersetelan mewah tiba-tiba duduk pas depan meja yang di duduki Magdalena. 

 

"Siapa kamu, apa urusanmu dengan dia?" tanya pria kepada Kevin.