Mohon tunggu...
Dhiya Ulhaq
Dhiya Ulhaq Mohon Tunggu... Freelancer - hi !!!!

Cuma Mahasiswa Biasa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Suka K-Pop? Why Not?

9 Januari 2020   19:28 Diperbarui: 9 Januari 2020   19:38 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini banyak orang melihat para penyuka k-pop (k-popers) dengan sebelah mata, menurut mereka fangirling merupakan hal yang sia-sia yang gak ada gunanya sama sekali, biasanya virus k-pop ini merambat dengan cepat ke kalangan remaja kenapa?

Menurut Zakiah Darajat (1990:23) remaja adalah masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:

  • Masa remaja awal, 12 -- 15 tahun
  • Masa remaha pertengahan, 15 -- 18 tahun
  • Masa remaja akhir, 18 -- 21 tahun

Hampir seluruh remaja mengetahui apa itu budaya Korea (K-pop) karena enak didengar dan artisnya yang sangat menarik di kalangan remaja khusunya remaja wanita. Sehingga banyak remaja yang mencintai budaya Korea (K-pop) hal itu sangat terlihat ketika remaja hafal dengan lirik lagu dan sering menyanyikan di hadapan umum, kelas ataupun tempat lainnya.

Mengapa Memilih Topik Ini?, Saya memilih topik ini untuk merubah pandangan masyarakat bahwa bukan hanya dampak negatif saja yang dapat diperoleh K-popers melainkan terdapat dampak positif juga yang dapat diperoleh.

Menurut pengamatan dari pengamat musik Indonesia, yaitu Bens Leo. Musik Korea bangkit karena adanya pengaruh dari kebangkitan musik Jepang (J-pop), jika dalam beberapa waktu lalu musik Jepang bangkit dengan group musik masing-masing, musik Korea mengusung musik dance, hip-hop, serta unsur koreografi dan kostum yang menarik. Di sini keunggulan dalam "ketampanan dan kecantikan" juga ditonjolkan, selain kualitas pencipta musik oleh mereka sendiri.

 Namun banyak juga yang mentap sinis ketika berbicara tentang K-Pop, salah satu dari mereka mengatakan bahwa menyukai K-Pop Idol sungguh merusak dan mengganggu konsentrasi anak. Bayangkan saja jika rata rata pelajar Indonesia adalah seorang Kpopers, maka otak para pelajar akan terganggu dan otomatis konsentrasi mereka hilang dan semangat belajar mereka menurun dikarenakan sibuk update info terbaru idol kesayangan mereka.

Dari permasalahan di atas, memang benar jika Kpop bisa mengganggu konsentrasi belajar anak dan menurunkan semangat belajar para pelajar.Tapi perlu diketahui, kalau hal itu adalah dampak negatifnya saja.

Saya melakukan riset tentang dampak positif dan negatif masuknya budaya K-Pop di Indnesia pada sebuah grup chatting K-Popers yang semua beranggotakan pelajar dan riset ini mendapat antusias yang besar dari mereka.

Berikut hasil riset yang saya lakukan:

Dampak Positif

  • Menginspirasi dunia musik di Indonesia, hal ini terbukti dengan adanya hallyu (Korean wave) di Indonesia membuat banyak agensi di Indonesia yang memunculkan girl band atau boy band baru, bahkan mereka memunculkan kembali boy band yang sudah lama vakum dari dunia permusikan.
  • Style berpakaian yang modis ala Korea.
  • Banyak remaja yang tertarik untuk mempelajari budaya dan bahasa Korea. Penjelasan untuk pernyataan ini adalah berhubungan dengan ilmu pengetahuan itu sendiri. Dengan adanya minat yang luar biasa hebatnya di Indonesia, mendorong sebagian penikmat musik K-pop tersebut untuk mempelajari segala hal yang berhubungan dengan K-Pop dan negara asalnya. Dalam hal ini maka pengetahuan yang dimilikinya tentang negara lain pun juga akan ikut berkembang.
  • Menambah devisa negara. Dengan banyaknya artis korea yang datang ke Jakarta untuk menggelar Konser seperti Super Junior (tanggal 11 januari besok doooong T_T ) yang secara tidak langsung mempromosikan indonesia sebagai tujuan menarik para wisatawan asing yang berasal dari korea.
  • Mempererat hubungan kerjasama dimplomatik dengan negara korea tersebut.
    • Dampak Negatif
  • Musik asli Indonesia lama kelamaan akan hilang. Dengan adanya K-pop ini akan berpengaruh dalam dunia permusikan di Indonesia, karena penikmat musik lama lama akan berpindah halauan.
  • Membuat pergeseran budaya lokal dan acuh tak acuh terhadap budaya lokal.
  • Terlalu fanatik terhadap boyband atau girlband sehingga melupakan kewajiabannya misalnya seorang pelajar rela bolos sekolah demi melihat artis korea yang datang berkunjung ke Indonesia.
  • Tercampurnya kebudayaan dalam negeri dengan kebudayaan luar, khususnya permusikan itu sendiri.
  • Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya KPOP yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.  So, bagi para K-pop lovers  sebagai warga negara yang baik maka kita juga tidak boleh lupa akan kebudayaan bangsa sendiri. Gila oppa? Boleeeeeh, lupa budaya? Jangan. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun