Mohon tunggu...
Dhita Arinanda
Dhita Arinanda Mohon Tunggu... wiraswasta -

I find inspiration from hearing a song 'Time' by 'Chantal Kreviazuk'

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Economic War Rusia VS Amerika: Pelajaran Buat Indonesia

13 April 2014   12:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang sih banyak pendekatan untuk menghitung rating tersebut, bukan hanya dengan pendekatan rasio hutang terhadap GDP dan angka pertumbuhan ekonomi, ada juga indikator lain yang harus dipakai untuk menghitung seperti rasio keuangan, Debt ratio, Prifitability ratio, inflasi, faktor non ekonomi dll. Tetapi dua indikator diawal tadi sebenarnya sudah bisa menjadi acuan dasar dari perhitungan tersebut, karena dengan melihat dua hal tersebut , sudah dapat dibaca arahnya akan kemana. Selain itu kita juga tidak boleh berpatok hanya menggunakan rating tersebut tetapi juga harus dibandingkan dengan keadaan rill-nya.

Logika sederhananya seperti ini, Rusia ini mempunyai Sumber Daya Alam yang besar seperti, Minyak , Gas dan Mineral. Mereka juga mempunyai kemandirian teknologi (militernya, otomotif,dll). Nah Rusia ini pasar konsumen yang besar juga mengingat mereka mempunyai jumlah penduduk yang besar, kurang lebih 143 juta jiwa. Nah jika kedepanya Rusia segera meningkatkan Industri mereka dan Ekspansi keluar itu akan membuat Rusia cepat berkembang mengingat mereka kaya akan SDA, Belum lagi faktor dari beberapa negara berkembang yang terus impor alat persenjataan dari Rusia seperti India dan Pakistan.

Sedangkan negara seperti Italia dan Perancis yang miskin SDA, dan ikut membela Amerika, mereka ini kan mengandalkan perdagangan teknologi dan fashion, yang selanjutnya tidak diperbolehkan berjualan di Rusia, berapa banyak kerugian yang akan mereka tanggung akan hal ini, coba bayangkan dimana Jerman akan berjualan Mercy-nya kalau di Rusia dilarang  ? di China ? udahlah china sudah overload terhadap barang  tersebut, jadi jelas ini akan berdampak pada Industri dalam negri negara Eropa sendiri. Beberapa waktu kemarin ketika Rusia menghentikan impor daging dari Polandia saja itu sudah membawa efek bagi ekonomi bagi Polandia sendiri. Hal ini mengingatkan terhadap kejadian tahun kemarin juga saat Iran tidak memperbolehkan Perancis berjualan di negaranya yang menyebabkan perancis merugi hingga jutaan US Dollar.

Sedangkan Amerika sendiri keadaanya masih belum begitu bangkit ekonominya, salah satu penyebabnya adalah pasar mereka Eropa juga belum pulih benar ekonominya. Andaikan Rusia mengajak BRICS (Brazil, Eropa,India,China dan Afrika Selatan) untuk mengurangi lagi porsi penggunaan US Dollar mereka dalam eksport/Impor, sudah tentu ini akan menjadi pukulan telak bagi Amerika. Secara mudah juga dapat dibaca dari agenda The FED terhadap suku bunga poin nomer 5 diatas, sebenarnya keadaan itu salah satu faktornya bisa saja merupakan hasil efek dari aksi Dump-nya Rusia terhadap Dollar Amerika, yang mulai membawa inflasi, belum lagi faktor Jepang yang mulai melepas T-Biil (surat hutang) Amerika secara perlahan.

Dengan ancaman Putin yang akan menghentikan pasokan gas ke Eropa. memang secara ekonomi Rusia akan merugi karena Eropa adalah pasar terbesarnya, tetapi Amerika dan Eropa lupa bahwa Rusia telah menjalin kerjasama perdagangan Gas dan Minyak dengan China dan menggunakan mata uang Yuan dan Rubel. Bukankah ini menjadi blunder bagi Amerika sendiri dan Uni Eropa kedepanya, apakah mereka tidak memikirkan bagaimana nasib Industri dalam negri mereka jika pasokan gas tersebut berhenti. Hal itu disikapi kanselir jerman Angela Markel dengan lebih teliti dan mulai ragu dengan keputusan Bos besar-nya  dengan mempertimbangkan untuk membantu Ukraina melunasi hutangnya kepada Rusia jika ingin pasokan gasnya terus dilakukan oleh Rusia. Dengan ini Rusia lah yang menjadi pemegang kendali memainkan peran-nya dalam memenuhi kebutuhan Gas Eropa yang sangat penting ini.

Sepertinya Amerika dan Uni Eropa harus membuka lagi lembaran lama sejarah, tiang-tiang penyangga ekonomi Amerika dan Uni Eropa banyak sekali yang sedang terkena virus mematikan di dalam sendi-sendi perekonomian. Sekaranglah saatnya Rusia memainkan kartu-kartu-nya, dan untuk kali ini sepertinya Rusia yang akan unggul dalam perang ekonomi tersebut, terlebih setelah china masuk dalam gerbong mereka juga. So sang beruang tidur sudah kembali terbangun dari tidur panjang-nya, yes this is Rosiiiy The White Bear.

Indonesia sendiri ? Sudah seharusnya Indonesia ini bangkit dari tidurnya juga dan belajar dari keadaan yang sudah terjadi, seperti halnya Rusia yang mendapat pelajaran berharga dari masalah Crimea tersebut. Kita tetap ada di era globalisasi, tetapi kita juga harus mengikuti alur dari globalisasi tersebut, dan tidak menjadi pengekor dalam globalisasi. Jangan sekali kali menggantungkan ekonomi, teknologi, dll, kepada negara lain. Kalau bisa kita curi ilmu teknologi mereka dan pasar mereka, seperti yang dilakukan oleh China dan Jepang.

Indonesia sudah terlalu lama membiarkan dirinya sendiri hidup tanpa kepastian, padahal teman-teman seukuran Indonesia (sama-sama ekonomi besar) sudah mulai berubah menjadi negara maju. Lihatlah BRICS mereka berubah secara cepat, secepatnya Indonesia harus bergabung dengan kelompok ini, disinilah prospek bagus kedepanya bagi Indonesia, karena di masa depan dapat diprediksi bahwa BRICS ini lah yang akan memecah peta kekuatan ekonomi dunia alias pemegang kendali.

Yups konflik dua poros kekuatan dunia ini sudah seharusnya dapat menjadi pelajaran bagi Indonesia, setidak-tidaknya bisa dijadikan pelajaran Indonesia agar tidak mudah percaya dengan negara lain dan agar lebih menghargai apa yang dipunya sendiri di negara ini.

Dhita Arinanda PM

13 April 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun