Mohon tunggu...
Dhimas Andianto
Dhimas Andianto Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

A Fatboy who is a Wheel-to-Wheel Argy Bargy Enthusiast and a Food Preacher. Soon to be a Mechanical Engineer ?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Iron Man Pun Tak Kuasa Menahan Tangisnya

22 Agustus 2018   07:52 Diperbarui: 22 Agustus 2018   08:22 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Elon Musk (Sumber: WIRED)

"The Real Life Iron Man", siapa lagi kalau bukan Elon Musk. Seorang pengusaha fenomenal yang terkenal akan karya-karyanya mulai dari PayPal, Tesla, hingga SpaceX. 

Lelaki kelahiran Afrika Selatan ini pun sering kali disebut sebagai wujud nyata dari Tony Stark, karakter dalam seri film komik Marvel yang diperankan oleh Robert Downey Jr. Beliau adalah pengusaha di bidang teknologi yang memiliki impian sangat tinggi dan detil. Salah satunya adalah membentuk koloni manusia di Mars.

Di film Marvel Iron Man selalu terlihat kuat, ketika mendapat kesulitan ia selalu memiliki cara-cara cerdas untuk mengatasinya. Begitu pula dunia melihat Elon Musk. Sosok penting dibalik gagahnya PayPal, cikal bakal fintech di dunia. Serta figur penting di dunia otomotif karena dobrakkannya yang sangat berani melalui Tesla Motors. Beliau juga seorang pemimpi. Impiannya pergi ke Mars menjadi awal mula SpaceX didirikannnya.

Dari pandangan luar, hidup seorang Elon Musk terlihat lempeng-lempeng saja. Tetapi jelas anggapan tersebut dapat terbantahkan setelah beliau berbicara pada New York Times, 17 Agustus 2018 yang lalu.

Dalam wawancara dengan New York Times, air mata seorang Elon Musk pecah. Menangis. Iya, betul-betul menangis. Ternyata "Iron Man" bisa menangis di depan kamera media.

Sebelumnya, Elon bercuit di akun Twitter-nya dengan menyatakan bahwa ia ingin mengkonversikan Tesla Motors yang saat ini adalah perusahaan publik menjadi perusahaan privat. Kehebohan terjadi baik di pasar modal maupun di dalam Tesla sendiri. Pasalnya kabar tersebut muncul secara tiba-tiba dan tidak ada prediksi sebelumnya. Saya menduga cuitan ini adalah salah satu bentuk dari langkah impulsif seorang Elon Musk yang sedang depresi.

"Beberapa tahun belakangan ini adalah masa paling sulit dan menyakitkan dalam karier saya," ujarnya seperti dikutip dari New York Times. Kehidupannya tidak bahagia akibat tuntutan berlebih dalam pekerjaannya. 

Menghadiri pernikahan saudaranya hingga liburan sejenak pun tidak dapat dilakukannya. Momen ulang tahunnya pun ia habiskan selama 24 jam penuh di kantor untuk mengejar target produksi model mobil baru Tesla, tanpa teman apalagi perayaan sedikit pun. Cerita tersebut ia tuturkan sambal menitikkan air mata.

Elon Musk dan Tesla Model S (Sumber: autoevolution.com)
Elon Musk dan Tesla Model S (Sumber: autoevolution.com)
Ia mengakui bahwa dalam beberapa waktu belakangan ini ia menghabiskan 120 jam untuk bekerja dalam seminggu. Jika kita kalkukasikan beliau menghabiskan kurang lebih 17 jam dalam sehari untuk bekerja, tanpa rehat di akhir pekan. Durasi kerja yang tidak baik untuk kesehatan baik secara fisik maupun mental.

Kini Elon Musk harus menghadapi masalah lebih besar. Air matanya berbuntut panjang. Saham Tesla Motors anjlok sebesar 8,93% di hari dimana hasil wawancaranya dengan New York Times dirilis. 

Banyak pihak khawatir dengan kesehatan dirinya. Elon disarankan untuk rehat sejenak dan mengambil masa cuti medis untuk mengembalikan kesehatannya baik jasmani maupun rohani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun