Mohon tunggu...
Dhimas Andianto
Dhimas Andianto Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

A Fatboy who is a Wheel-to-Wheel Argy Bargy Enthusiast and a Food Preacher. Soon to be a Mechanical Engineer ?

Selanjutnya

Tutup

Balap

Menjadi Ramah Pada Lingkungan Membuat F1 kian "Mati Rasa"

19 Agustus 2018   08:45 Diperbarui: 19 Agustus 2018   08:55 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil F1 tim McLaren-Renault (Sumber : f1-fansite.com)

Suara yang timbul dari mobil F1 sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Jumlah silinder, bentuk konfigurasi mesin, penggunaan turbocharger atau supercharger, batas putaran mesin, dan masih banyak lagi faktor penentu bagaimana suatu mesin "bernyanyi". 

Bisa dibilang masa kejayaan nyanyian F1 adalah pada dekade akhir 90-an hingga awal 2000-an. Mesin konfigurasi V10 mengaum sangat kencang pada nada tinggi. 

Mesin 3,0 L dengan kekuatan 650 hingga 930 daya kuda ini menghiasi konser di sirkuit seantero dunia selama 10 musim kompetisi F1 sebelum akhirnya harus tergantikan oleh mesin V8.Mesin V8 tetap bisa "bernyanyi" walaupun tidak sebagaus mesin V10. 

Aumannya pun masih dapat diterima oleh para penggemar. Namun kemudian masalah timbul ketika ia harus digantikan oleh mesin V6 dengan turbo.

Saya ingin mengajak para pembaca sekalian untuk sama-sama menikmati bagaimana indahnya nyanyian mesin F1 pada era konfigurasi V10 dan V8. Mari sama sama kita dengarkan mesin ini bernyanyi melalui tautan video YouTube di bawah ini. Saya sangat menyarankan untuk mendengarkan menggunakan headset agar mendapatkan sensasi suara yang berkali lipat lebih baik.

Dimulai pada musim 2014 manajemen F1 memutuskan untuk mewajibkan penggunaan mesin V6 Turbo Hybrid. Mesin ini sejak awal kemunculannya sudah tidak disukai para penggemar. 

Nyanyiannya yang jelek menjadi biang masalahnya. Mesin ini memiliki karakter yang sangat berbeda dengan kedua saudara tuanya yakni V10 dan V8. Sama sekali tidak menunjukkan aura garangnya sebuah mesin jet darat. Suaranya yang cempreng dan tidak bisa menyentuh nada tinggi membuat para penggemar menyebut suaranya layaknya vacuum cleaner.

Tak hanya suaranya yang buruk, kemunculannya pun berefek pada semakin mahalnya riset mobil F1 karena mesin hybrid yang cukup kompleks. Elemen seperti Motor Generator Unit (MGU) yang mengkonservasikan energy yang hilang dari pengereman serta panasnya mesin berperan vital pada performa mobil F1 saat ini. Elemen seperti itulah yang menguras kocek para pabrikan mesin F1 saat ini yakni Ferrari, Mercedes, Renault, dan Honda.

Saat ini musim balap F1 telah mencapai titik tengah. Penggunaan mesin hybrid telah disepakati hingga musim 2020, sehingga tidak menutup kemungkinan pada musim 2021 akan diadopsi mesin dengan konfigurasi baru. 

Melalui situs resmi Formula 1, disebutkan manajemen F1 menginginkan penggunaan mesin yang lebih simpel, biaya yang lebih terjangkau, serta mesin yang lebih bising sehingga mengembalikan olahraga ini pada fitrahnya sebagai olahraga pria maskulin nan garang. 

Kemudian pembatasan pada penggunaan bahan bakar akan dikurangi sehingga para pembalap memiliki kebebasan lebih untuk memacu mobilnya. Namun dari harapan itu semua Ross Brawn, Direktur Teknik Formula 1, mengatakan bahwa mesin F1 harus selalu "road relevant". Artinya adalah dalam hal ini mesin F1 harus mencerminkan teknologi yang dapat diterapkan pada mobil yang dapat dipakai di jalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun