Mohon tunggu...
Dhimas Andianto
Dhimas Andianto Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

A Fatboy who is a Wheel-to-Wheel Argy Bargy Enthusiast and a Food Preacher. Soon to be a Mechanical Engineer ?

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengenal Airbus A220, Si "Anak Angkat"

16 Agustus 2018   09:19 Diperbarui: 16 Agustus 2018   09:47 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Airbus A220-300 (Sumber : Airbus)

Selain dari maskapai nasional Swiss tersebut, Bombardier juga telah menerima pesanan dari berbagai maskapai di Eropa walaupun tidak membuat proyek CSeries bisa dikatakan berhasil. Justru mereka belum mendapat pesanan dari target pasar utama mereka yakni Amerika Serikat. 

Penerbangan di AS yang memiliki tendensi untuk menggunakan pesawat Regional Jet membuat pasar tersebut dapat menentukan sukses tidaknya program CSeries.

Pada akhirnya di pertengahan tahun 2016, Bombardier mendapat pesanan pesawat CS100 dari Delta Airlines, salah satu maskapai terbesar di Amerika Serikat, sebanyak 75 unit seperti yang diumumkan pada siaran pers di situs resmi Delta Airlines. Namun, pesanan pesawat ini ternyata menimbulkan kontroversi. Boeing menuding bahwa penjualan yang dilakukan Bombardier merupakan bentuk praktik dari "dumping".

Menurut Peter Van den Bossche dalam The Law and Policy of the World Trade Organization (2005), dumping adalah menjual produk di pasar negara lain namun dengan harga yang lebih murah dari harga normal produk tersebut. Tindakan tersebut merupakan tindakan yang terkutuk, namun tidak dilarang dalam hukum World Trade Organization (WTO) kecuali apabila mengakibatkan kerugian materi pada industri domestik dimana produk tersebut dijual lebih murah.

Bombardier menjual pesawat seri CS100 pada Delta Airlines dengan harga sekitar 20 juta dolar AS untuk setiap unit pesawat. Harga normal unit pesawat tersebut adalah sekitar 70 juta dolar AS sedangkan biaya pembuatan 30 juta dolar AS per unitnya. 

Penawaran tersebut tentunya sangat menguntungkan untuk Delta Airlines karena bisa menghemat hingga 70% per unit pesawat yang dibelinya. Praktik tersebut dilarang dalam konstitusi di Amerika Serikat

Pada April 2017, Boeing memutuskan untuk mengajukan petisi terhadap praktik dumping yang dilakukan Bombardier kepada Departemen Perdagangan Amerika Serikat. 

Boeing menganggap bahwa penjualan tersebut dapat mencederai penjualan varian terkecil dari seri pesawat 737 mereka, yakni 737-700 dan 737 MAX 7.

Namun klaim tersebut dibantah oleh pihak Delta Airlines. "Saya ingin menjelaskan bahwa Boeing tidak memberikan penawaran untuk pesawat baru ketika kami bernegosiasi dengan Bombardier," kata Greg May, Wakil Presiden Senior dari Manajemen Strategi Rantai Suplai Armada Delta Airlines seperti dikutip oleh leehamnews.com. "Boeing tidak memiliki produk alternatif di kelasnya CS100. Bahkan kami tidak pernah mempertimbangkan untuk membeli produk Boeing sebagai alternatif pembelian," lanjut May.

Boeing mendesak agar pembelian CS100 dikenai pajak hingga 80% sehingga memiliki harga akhir diatas dari ongkos produksi pesawat. Kemudian, Departemen Perdagangan AS menemukan Bombardier menerima subsidi sebesar 220% baik dari Pemerintah Kanada, Quebec, dan Pemerintah Inggris. Sehingga pada akhirnya Departemen Perdagangan AS memutuskan pajak yang dikenakan untuk tiap unit pesawat Bombardier CS100 adalah sebesar 300% melalui siaran pers pada situs resminya.

Hal tersebut membuat berang Justin Trudeau, Perdana Menteri Kanada, yang mengatakan bahwa mereka tidak sudi berhubungan bisnis dengan pihak yang mencoba "merumahkan" para pekerja industri aviasi Kanada, seperti dilansir oleh CBC. Putusan tersebut secara tidak langsung membuat penjualan pesawat tempur Boeing kepada Angkatan Udara Kanada menjadi terhambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun