Mohon tunggu...
Dhila Anisa
Dhila Anisa Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Menulis untuk belajar, belajar untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Calon Sarjana Matematika Wajib Tahu

18 Maret 2019   15:34 Diperbarui: 8 April 2019   23:06 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coba kita ingat kembali, pertanyaan yang paling sering muncul ketika pertama kali menginjakkan kaki di bangku perkuliahan. Apa yang sering kamu dengar? Saat bertemu teman baru pasti pertanyaan wajib yang sering muncul adalah "kamu jurusan apa?". Pasti kebanyakan dari kita yang menjawab  jurusan "matematika" tidak asing lagi dengan respon-respon yang akan kita dapati setelah menjawabnya. Seperti:

"Wahh, anak matematika pasti jago nih itung-itungannya."

"Serius? Yakin bisa lulus tepat waktu, denger-denger matematika susah lo kuliahnya."

"Wesstt keren, tapi kamu kayaknya bakalan jarang tidur deh."

"Matematika? ga bosen apa dari SD liat angka terus, ngapalin banyak rumus, belum lagi disuruh nyari X sama Y yang entah kemana keberadannya? Hehe"

"Aduh anak matematika, UN terus nih ye"

Dan masih banyak lagi respon-respon unik dari mereka, hal tersebut sontak membuat saya tersenyum sekaligus merasa penasaran. Seakan-akan mereka merasa trauma dengan pelajaran matematika yang pernah didapatkan saat sekolah dulu. Lalu yang jadi pertanyaan, kenapa hampir sebagian besar pelajar Indonesia memiliki argumen yang sama tentang hal tersebut?

Menurut sebuah ajang penilaian kemampuan siswa untuk pelajaran matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yakni Pengukuran International Student Assessment (PISA),  Indonesia berada di peringkat-69 dari 76 negara dalam kemampuan memahami matematika dan IPA. Posisi lima teratas diraih oleh Singapura, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan. Melihat dari data tersebut, bisa dikatakan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam memahami matematika dan IPA masih sangat tertinggal dari negara-negara lain. Jika di usut lebih dalam ternyata terdapat faktor-faktor yang membuat siswa Indonesia kesulitan belajar matematika.

Seorang Guru Besar Matematika dari Universitas Gajah Mada, Prof. Dr. ret. nat. Widodo. M.S, mengungkap alasan mengapa matematika dianggap pelajaran tersulit oleh murid di Indonesia. Dalam sebuah survei yang dilakukan terhadap 1000 sarjana matematika pada 2010, ia menemukan beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa matematika dianggap sulit, diantaranya yaitu:

1. Tak banyak buku matematika terbitan Indonesia yang menyajikan soal dalam bentuk konteks. Akibatnya matematika terasa abstrak dan sulit dipelajari.

2. Menurut survei, menunjukkan bahwa 11.35 persen guru matematika di Indonesia tidak memiliki kemampuan mumpuni. Ketika murid bertanya yang agak kritis, guru tidak bisa menjawab dengan pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun