Mohon tunggu...
Dhika Taeteti
Dhika Taeteti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis dan Traveller

Biarkan Aku Terbang Bebas

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Surga Kota Perbatasan, Fulan Fehan

18 Maret 2021   22:10 Diperbarui: 18 Maret 2021   22:16 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri
Kemudian sebagai hamparan padang yang cukup luas, banyak warga sekitar melepaskan hewan ternaknya yaitu sapi dan kuda di padang Fulan Fehan begitu saja tanpa pengikat dan pengawasan yang ketat. Jumlahnya tentu saja tidak sedikit, cukup banyak sehingga menarik perhatian wisatawan. 

“Dilepas begitu saja? Apakah tidak hilang?” tentu saja tidak, sapi dan kuda tersebut telah diberikan tato inisial pemiliknya pada tubuh mereka, sehingga tidak mungkin tertukar ataupun hilang.  Makanan hewan ternaknya tentu saja dari rerumputan yang tumbuh rata, dan beberapa kolam alami yang ada ditengah-tengan padang untuk dijadikan tempat minum para hewan.

©Dokumen Pribadi
©Dokumen Pribadi
©Dokumen Pribadi
©Dokumen Pribadi

Selain itu, ditempat ini juga tumbuh banyak kaktus liar dan batu-batu yang serupa batu karang.  Kaktus? Bukankah kaktus hanya tumbuh di daerah yang gersang? Bagaimana ia bisa tumbuh di daerah bersuhu dingin? Inilah salah satu hal unik dan misterius dari tempat ini. 

Kaktus yang tumbuh diantara bebatuan juga tak kalah menjadi ikon yang menarik. Yang tak kala menarik, jika wisatawan berjalan ke arah pinggiran, terdapat tebing yang cukup terjal. Dari tebing tersebut kita dapat melihat seluruh Kabupaten Belu. Tapi diharapkan wisatawan berhati-hati karena berada ditepi tebing cukup berbahaya dan membuat pusing. Dikhawatirkan wisatawan atau bahkan lebih berbahaya anak-anak dapat terjatuh tanpa pengawasan.

©Dokumen Pribadi
©Dokumen Pribadi
©Dokumen Pribadi
©Dokumen Pribadi
©Dokumen Pribadi
©Dokumen Pribadi

@silveriaVeneranda
@silveriaVeneranda

Untuk berwisata di daerah Fulan Fehan, terdapat beberapa peraturan yang harus kita taati.  Peraturan itu seperti, pertama tidak boleh membuang sampah sembarangan. Hal ini agar kita menjaga kebersihan, keindahan dan keasrian Fulan Fehan. Kedua, tidak boleh menganggu hewan ternak. 

Walaupun sapi dan kuda tidak menganggu wisatawan dan tidak liar, bukan berarti wisatawan dapat menganggu mereka. Seperti mencoba menyentuh sapi-sapi ataupun memberi makan. 

Ketiga, dilarang mengucapkan kata-kata kotor dan bersikap sopan. Masyarakat setempat masih memiliki kepercayaan yang kuat terhadap leluhur, dan penunggu tempat tersebut, sehingga wisatawan yang datang harus bersikap sopan dan dilarang mengucapkan kata-kata kotor karena Fulan Fehan merupakan tempat yang mistis.

Berada tepat dibawah kaki gunung Lakaan yang menurut Legenda menjadi asal muasal Kabupaten Belu, Fulan Fehan menjadi tempat yang dipercayai diduduki oleh banyak penunggu leluhur kabupaten Belu. Selain itu dikarenakan Fulan Fehan berada dekat dengan Benteng 7 Lapis yang magis, Fulan Fehan menjadi tempat yang mistis. Jika wisatawan sembarangan berbicara, takutnya akan mengalami hal-hal yang tidak dinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun