Mohon tunggu...
Dhifal Dui R
Dhifal Dui R Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa

Student in Department of Agroindustrial Technology

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia Menuju Market Leader Industri Pertanian Dunia

22 Mei 2019   14:53 Diperbarui: 22 Mei 2019   15:05 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Industri Pertanian di Indonesia - Sumber: mrajaihsan.wordpress.com

"Indonesia adalah negara Agraris."

Kalimat tersebut sudah tidak asing lagi kita dengar sejak Sekolah Dasar. Hal itu karena memang benar bahwa Indonesia merupakan salah satu negara agraris dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar. Agraris berarti mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian. Namun, pernahkah anda menyadari bahwa profesi yang diminati oleh generasi penerus bangsa sangat sedikit sekali yang ingin bekerja di sektor pertanian. Sektor pertanian akhir-akhir ini hanya menjadi pilihan cadangan bagi orang-orang yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan, alias hanya orang-orang ber-skill rendah. Hal ini sangat mempengaruhi produksi pertanian di Indonesia.

Selain itu, ada hal lain yang lebih penting. Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris ternyata penopang ekonomi utamanya bukan lagi pada sektor pertanian. Ditemukan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) tertinggi di Indonesia terdapat pada sektor industri, bukan pertanian. Sektor industri memberikan sumbangan pada pertumbuhan ekonomi sampai 19,66 persen. Dibandingkan dengan sektor pertanian, yang mana hanya berada pada posisi kedua dengan besar 13,53 persen. Hal tersebut dapat menjadi tolak ukur kurangnya kualitas perekonomian Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak dalam keadaan yang baik. Oleh karena itu, ada suatu peluang yang dapat kita manfaatkan untuk mencapai kestabilan bahkan kemajuan perekonomian Indonesia, yaitu dengan mengekspor produk pertanian.

"Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut nilai ekspor dan impor Indonesia sama-sama merosot pada Januari 2019. Hanya saja besar penurunan di sektor ekspor jauh lebih curam ketimbang di impor. Imbasnya, neraca perdagangan pada periode tersebut mengalami defisit sebesar US$ 1,16 miliar."

Kondisi ekspor dan impor Indonesia saat ini tidak terlalu mengalami perubahan yang signifikan dari pada tahun-tahun sebelumnya. Yaitu, tingkat ekspor tetap rendah dan tingkat impor tetap tinggi. Bukan hanya ekspor dan impor, efek dari perekonomian yang kurang baik berdampak pada penjualan bahan pokok di negara Indonesia itu sendiri. Solusi untuk memperbaiki keadaan finansial Indonesia yaitu dengan meningkatkan tingkat ekspor Indonesia. Salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan kualitas produk yang akan di ekspor serta tetap berproduksi secara berkelanjutan.

Untuk mencapai poin tersebut, Indonesia perlu memadukan sektor pertanian sebagai negara yang berpotensi dalam sektor pertanian dan sektor industri sebagai penopang utama ekonomi Indonesia. Solusi tersebut bukan hanya semata-mata untuk meningkatkan tingkat ekspor Indonesia. Ada hal-hal lain yang akan ikut berkembang contohnya berkurangnya tingkat pengangguran di Indonesia. 

Kenapa bisa? Karena inti dari peningkatan ekspor tersebut adalah peningkatan kualitas produk dan produksi secara berkelanjutan. Untuk mencapai poin inti tersebut Indonesia memerlukan lapangan kerja yang lebih luas dan termonitor secara bijak. Salah satu saran yang penulis anjurkan yaitu dengan bantuan kebijakan pemerintah dalam mengembangkan sektor industri pertanian. Karena seperti yang kita tahu untuk meningkatkan kualitas dan nilai jual produk industri pertanian dengan bantuan teknologi membutuhkan modal yang tidak murah dan sumber daya manusia yang kreatif, produktif serta inovatif.

Salah satu aspirasi dari penulis pada kebijakan pemerintah yaitu proyek pemerintahan Presiden RI 2019-2024 mengenai dana insentif untuk bekerja bagi pemegang kartu Pra-Kerja yang akan diluncurkan. Dengan memanfaatkan dana tersebut, alih-alih diberikan langsung kepada pemilik kartu, lebih baik diatur secara sistematis untuk pelatihan skill secara massal namun efektif untuk memajukan perekonomian Indonesia pada sektor industri pertanian. Hal tersebut dilakukan dengan harap para pengangguran di Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai potensi Sumber Daya Manusia yang lebih baik demi kemajuan pertanian Indonesia.

Salah satu cara untuk mencapai produksi berkelanjutan yaitu dengan diadakannya cluster produksi produk khas Indonesia dan juga produk-produk komoditas unggulan lokal (contohnya : kelapa sawit, apel malang, ubi cilembu, dll.). Selain meningkatkan pada bagian produksi hulu, sektor hilir/industri juga harus terintegrasi dengan cluster pada setiap daerah-daerah komoditas unggulan. Dibanding dengan melakukan agribisnis secara langsung, peningkatan nilai jual produk akan lebih menguntuteknngkan perekonomian Indonesia.

Segmentasi pasar ekspor Indonesia tidak sedikit. Bahkan negara-negara maju seperti jepang dan cina membutuhkan produk-produk hasil industri pertanian karena jumlah rakyat mereka yang sangat banyak. Dengan Sumber Daya Alam Indonesia yang melimpah, kualitas produk hasil industri akan sangat dibutuhkan oleh negara-negara lain di Dunia. Namun, terdapat tantangan yang besar yaitu hak paten produk hasil Indonesia juga sangatlah penting karena bisa saja produk-produk fermentasi seperti Tape dan Tempe tidak lama lagi akan diakui negara lain. Dan hal tersebut akan berpengaruh pada tujuan besar Indonesia yaitu menjadi Market Leader industri pertanian dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun