Mohon tunggu...
Falah Dhiaulhaq Fajari
Falah Dhiaulhaq Fajari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pamulang

Menyukai hal-hal yang baru dan anti-mainstream. Setidaknya hal-hal yang tidak membuat saya penasaran di hidup yang sekali ini.

Selanjutnya

Tutup

Financial

65% Resesi di Amerika, Harga Emas Kian Tidak Stabil!

8 Desember 2022   12:11 Diperbarui: 8 Desember 2022   12:35 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi harga emas dan logam mulia lainnya yang terus tumbuh pada krisis saat ini | Foto: Shutterstock

Pada perdagangan emas pekan ini, diketahui bahwa harga emas saat ini bergerak tidak stabil bahkan cenderung liar atau volatile. Sehingga dapat dipastikan perekonomian global dalam kondisi yang sulit diprediksi, dikarenakan banyak krisis yang terjadi, seperti Pandemi Covid-19, Konflik Rusia-Ukraina, Proyeksi kebijakan moneter ketat, hingga konflik antara China dan Taiwan yang menjadi indikator harga emas yang volatile.

Saat ini (8/12/2022), harga emas di Gold Price History, berada di US$ 1.782,3 per troy ons. Harga emas menguat 0,63%.

Pada perdagangan Rabu (7/12/2022) kemarin, harga emas melemah 0,07% dibanding hari sebelumnya di US$ 1.769,63 per troy ons.

Pada perdagangan Selasa (6/12/2022), harga emas menguat 0,14% di harga US$ 1.770,91 per troy ons, setelah jeblok 1,6% di awal pekan. 

Dalam sepekan, harga emas menguat tipis 0,07%. Dalam sebulan, harga emas masih melonjak 5,7% sementara dalam setahun melemah 0,81%.

Foto: goldprice.org
Foto: goldprice.org

Harga emas yang bergerak volatile, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketatnya kebijakan moneter Amerika yang membuat emas tertekan. hingga isu resesi yang diklaim sebagai penopang pergerakan harga emas.

Deputi Bidang Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menyebut Eropa 100% resesi pada 2023. "Di Uni Eropa 12 bulan ke depan 100% hampir pasti resesi. Amerika Serikat 65% resesi," ujarnya.

Septian menyebut dampak resesi di negara-negara tersebut akan berpengaruh ke pengusaha Indonesia. Salah satunya adalah berkurangnya pesanan dari negara tujuan ekspor.

Dikutip dari The Guardian, CEO Goldman Sachs David Solomon mengingatkan perekonomian global akan menghadapi ketidakpastian serta periode yang bergejolak hingga tahun depan. David menjelaskan kebijakan moneter yang ketat serta perkembangan ekonomi yang berganti begitu cepat membuat ekonomi global bergerak lambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun