Aku tak pernah melibatkanmu di dalam senyapnya air mata pagi. Hanya saja doaku masih menggalang di antara rengrengan purnama untuk mengalicau sebuah kepanikan di siang-bolong. Dengan sejumlah kata-kata memerangahkan, detik kini mulai memata-matai prosedur kita untuk menceburkan cerita di hari kemarin.
Sewaktu-waktu kita harus menyempatkan diri untuk mengakali kondisi yang kelihatannya ringan-ringan saja. Tentang apa yang ditayangkan oleh jarak belum tentu memesona dan jangkauan kita belum tentu ada setelahnya. Tinggal mendongengkan kepadaNya sebelum matahari siuman agar nuansa awan-kelabu tak selalu menyigai kita.
Proses argumentasi mengadopsi pembenaran dari keterpaksaan sanubari. Aspek ketiadaan adalah hal yang mengusil-usil langkah untuk merenggangi bola matamu, agar keceriaan kita tetap bersinambung di masa mendatang. Bukan dari seberapa sengit peperanganku di luaran sana, tapi seberapa betah kata "Tabah" itu bersarang di wajahmu dengan segenap mimpi-mimpi yang belum terjelma.
Sukabumi, 22 Februari 2020