Satu Langkah Pasti Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045

             Kondisi pertanian saat ini harus dimulai dengan menggambarkan infrastruktur yang hadir di sektor pertanian. Upaya untuk mencapai cita-cita sebagai negeri dengan status lumbung pangan dunia 2045 harus dimulai dengan perbaikan infrastruktur pertanian, hal ini menjadi sangat penting dalam prospek ke depan khususnya dalam hal ekspor produk pertanian. 

Tak tanggung -- tanggung infrastruktur pertanian disulap menjadi begitu berkembang seperti infrastruktur perairan seperti pembangunan bendungan di hampir seluruh wilayah di Indonesia, pembangunan jalan tani untuk menunjang proses pasca panen dalam hal pengangkutan hasil panen, hingga pengadaan bangunan penyimpanan alat dan mesin pertanian.

Infrastruktur pertanian semestinya tidak hanya dilihat pada kondisi infrastruktur yang terbangun dengan begitu megahnya namun harus pula dilihat dari efek yang terjadi pasca pembangunan yang ada. Salah satu yang menjadi hal yang begitu menarik adalah pembangunan jalan tani, infrastruktur dalam pertanian yang berfungsi dalam memaksimalkan proses -- proses yang ada di pasca panen khususnya dalam proses pengangkutan hasil panen. 

Selain sebagai fungsi utamanya, dalam hal pengangkutan hasil panen namun hadirnya jalan tani justru malah memberikan penghasilan bagi beberapa orang.

Mayoritas masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai petani kini tak lagi terlalu resah ataupun gelisah akan hasil panen dalam hal ini gabahnya yang tidak akan tinggal membusuk lagi di sawah karna susahnya akses pengangkutan ke tempat penggigilingan. 

Disisi lain, sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengangkut gabah pun memanfaatkan akses jalan tani ini untuk membantu para petani untuk mengangkut gabah dari sawah ke tempat penggilingan dengan menggunakan transportasi sepeda ataupun motor yang mirip trail yang tentunya terdapat biaya pengangkutan tergantung jumlah upah yang disanggupi oleh para petani.

Terlepas dari persoalan jalan tani yang begitu berefek besar terhadap kondisi sosial masyarakat, hal ini justru menjadi harapan agar menjadi jalan untuk mencapai cita -- cita pertanian Indonesia. Beralih ke infrastruktur pertanian yang lain yang dibangun dengan efek yang besar dalam kondisi pertanian adalah pembangunan bendungan. Bendungan ini menjadi infrastruktur yang berfungsi dalam hal penyediaan dan pengelolaan air untuk dialirkan ke sawah -- sawah nantinya. 

Persoalan yang terjadi sebelumnya adalah masalah kekeringan hingga berefek pada gagalnya panen. Hadirnya bendungan menjadi solusi utama untuk mengatasi masalah yang disebutkan sebelumnya, dan justru sampai pada hasil Indonesia tak lagi memiliki kemampuan untuk menanggung negara sendiri dalam hal beras namun lebih daripada itu, mampu untuk memberikan beras -- beras terbaiknya ke negara lain atau dengan kata lain ekspor.

Selain dua infrastruktur yang disebutkan diatas ternyata belum cukup untuk membuat cita -- cita pertanian Indonesia itu benar -- benar terwujud maka kembali pemerintah menghadirkan sebuah waduk ataupun yang lebih dikenal dengan istilah embung di tingkat petani hal ini tak lain, berfungsi untuk menyimpan persediaan air untuk menghadapi musim kemarau. 

Hadirnya embung ini menjadi solusi yang begitu tepat dengan kondisi Indonesia yang menghadapi dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Prinsipnya sederhana, jika musim hujan tiba embung akan terisi dengan air hujan dan akan tersimpan untuk pemakaian di musim kemarau nantinya. Biasanya embung dibangun dan ditempatkan di posisi -- posisi strategis khususnya daerah -- daerah persawahan yang sulit dijangkau air irigasi.

Adapun infrastruktur yang lain yang dibangun adalah bangunan -- bangunan tempat pengolahan hasil pertanian, hal ini berfungsi agar Indonesia nantinya tidak hanya mampu mengekspor dalam bentuk hasil pertanian segar dari lapang, tapi melainkan nantinya sudah terolah dengan baik dan dibungkus dengan kemasan yang menarik dan tentunya higienis.