Mohon tunggu...
Dhedi R Ghazali
Dhedi R Ghazali Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Saya hanya seorang penulis yang tidak terkenal.

Saya hanya pembaca yang baik dan penulis yang kurang baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selembar Daun dan Shalawat

9 Maret 2016   08:21 Diperbarui: 9 Maret 2016   08:39 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Asap kejenuhan masih saja mengepul dari secangkir kopi yang menggigil dalam dingin. Sebatang candu kupilin-pilin, sesekali kuisap dan mengepullah asap penuh pertanyaan ke udara. Pertanyaan yang sedang kucari jawabannya malam ini. "Apakah amalku sudah cukup banyak? Aku belum naik haji, tak jua jihad di medan perang, bahkan masih sering membantah orang tua. Apakah amalku sudah cukup banyak untuk bisa kutukarkan dengan surga-nya?"

Sebuah pertanyaan sangat besar lengkap dengan deretan tanda tanya. Suatu ketika diri ini merasa telah melakukan banyak ibadah dan kebaikan, tapi di waktu lain, begitu banyak pula dosa yang dilakukan. Lantas, apakah amal itu masih cukup untuk setidaknya menebus segala dosa yang pernah diperbuat?

***

Suara jangkrik dan binatang malam terdengar memuakkan. Seoalah mereka sedang menertawakanku. Aku yang diam. Aku yang bimbang. Aku ... yang entah....

"Assalamualikum. Kamu sedang apa, Le. Kulihat dari tadi melamun."

"Waalaikaumsalam, Mbah. Ada yang sedang kau pikirkan, Mbah. Bukan! Bukan sekadar dipikirkan, tapi juga sebuah ketakutan, Mbah."

"Makanya cepat cari pendamping hidup, Le. Biar kamu tidak sendirian memikirkan segala sesuatunya." Mbah Guru tertawa kecil. Nampaknya Beliau sedang menyindirku yang sampai detik ini masih saja belum menikah.

"Ah, Mbah ini ada-ada saja. Boleh tanya sesuatu, Mbah?"

"Kalau mau tanya, ya tanya saja, Le. Insyaallah mbah jawab semampunya."

Kuhela napas panjang. Sebenarnya ragu untuk menanyakan hal ini. Tapi kalau tidak ditanyakan, bisa jadi aku perlahan mulai gila memikirkannya.

"Jadi begini, Mbah. sebenarnya ada pertanyaan yang sedang menyelimuti. Apakah amalku sudah cukup banyak? Itulah inti dari pertanyaanku, Mbah. Aku ini orang yang masih awam dalam hal ilmu agama. Sebab itulah, kadang merasa tidak banyak dakwah yang bisa dilakukan, juga tak sekaya Abdurahman bin Auf, sebab itu pula merasa belum banyak sedekah yang bisa diamalkan. Lantas, sudahkah amalku lebih tepatnya pahalaku cukup banyak sampai saat ini? Terkadang ketakutan selalu saja hinggap, Mbah. Ketakutan akan timbangan amal di akhirat nanti."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun