Mohon tunggu...
Dhea Nur Septi Anggraeni
Dhea Nur Septi Anggraeni Mohon Tunggu... Lainnya - 2002

Masih SMA

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ballerina

24 Februari 2021   11:09 Diperbarui: 24 Februari 2021   11:16 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende


Aku memeluk Diandra dengan sangat erat, hingga akhirnya aku tidak mendengar lagi suara Diandra bahkan hembusan nafas Diandra sudah tidak aku rasakan. Diandra istirahat untuk selama - lamanya. Aku menangis sejadi - jadinya sambil menggoyahkan tubuh Diandra berharap bahwa mukjizat akan datang kepadaku dua kali. Tapi nihil, kini Diandra sudah tenang di alam sana. Tangisan ku pecah, hatiku terasa hancur, ini semua salahku. Aku yang sudah membuat Diandra kehilangan nyawanya, aku yang selalu menyalahkan Diandra akan kegagalan yang telah aku perbuat. Apa yang aku lakukan kepada Diandra tidak bisa dibenarkan. Papa menarikku agar jauh dari Diandra, dan dokter mencabut semua peralatan yang terpasang pada Diandra lalu menutup Diandra menggunakan kain putih. Aku tak bisa menerima ini semua. Harusnya aku yang terbaring dan tertutup kain itu, bukan Diandra.


Tangisanku terhenti ketika ku dengar seseorang mengetuk pintu.


"Bianca, apa kamu di dalam?" itu suara Mama.
"Iya, Ma." Mama menghampiriku dan memelukku, menenangkan ku pada kejadian dua tahun itu.


"Kamu merindukan Diandra?" tanya Mama


"Iya, Ma."


"Kalau begitu selesai kamu tampil, kita ziarah ke makam Diandra ya." ajak Mama


"Sekarang sudah siang, waktunya kamu siap - siap, nanti kamu terlambat." sambungnya


"Baik, Ma."


Selesai tampil aku langsung bergegas untuk pergi ziarah ke makam Diandra, tak lupa aku membawa bucket bunga kesukaan Diandra. Ku pandangi batu nisan yang terdapat nama Diandra disana, aku bercerita kepadanya tentang apa yang aku capai saat ini.


"Kini aku yang sekarang bukanlah aku yang dulu, aku sudah mencapai impianku menjadi seorang penari ballerina. Ini semua berkat kamu, kamu banyak menginspirasiku, kamu yang menjadi penyemangatku untuk bisa bangkit dari keterpurukan ku. Aku sudah berjanji padamu untuk menjadi orang yang baik dan tidak egois. Kini apa yang aku harapkan sudah menjadi kenyataan. Harapan aku dan harapan kamu sudah terbayarkan dengan kesuksesan ku menjadi seorang penari ballerina. Terimakasih Diandra karena pernah hadir dan memberikan pelajaran yang sangat berharga bagiku, aku sayang kamu, dan kamu akan seterusnya menjadi saudara terbaikku. I love you, Di!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun