Mohon tunggu...
dhea cahyani
dhea cahyani Mohon Tunggu... Tutor - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Manusia yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Toxic Relationship: Manipulasi Cinta Berbalut Luka

21 Oktober 2021   12:44 Diperbarui: 21 Oktober 2021   13:12 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Oleh Dhea Cahyani Putri

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Setiap manusia yang ada didunia ini pastinya ingin merasakan adanya kebahagian hadir dalam kehidupannya mulai dari jenjang usia anak-anak, remaja , dewasa maupun lansia. Kebahagiaan menjadi salah satu emosi yang dikategorikan sebagai emosi posistif  yang pada dasarnya bisa dirasakan setiap individu perempuan ataupun laki-laki.  

Cara untuk mencapai kebahagiaan ini memiliki berbagai macam cara dalam mencapainya. Dalam  masa transisi anak-anak kemasa remaja di masa ini lah pula anak menjadi pemuda dan pemuda  yang mulai mencari jati diri dari diri mereka dengan lewat salah satunya interaksi pertemanan. 

Interaksi pertemanan ini pula yang pada akhirnya menjadi salah satu cara adanya kebahagian  dimana anak muda ini yang pada dasarnya akan mengalami rasa tertarik pada lawan jenis yang akan membuat rasa bahagia dispesialkan oleh seseorang.

Rasa jatuh cinta ini pula pada dasarnya bisa dirasakan oleh siapapun termasuk dari pemuda itu sendiri yang dimana sedang aktif-aktifnya berinteraksi bersama teman-temannya. Pemuda yang sedang dimabuk asrama cenderung memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Mulai menyukai suatu minat tertentu yang sangat berbeda dari minat mereka sebelumnya
  • Mulai memberikan perhatian lebih pada penampilan
  • Tiba-tiba menjadi sangat menjaga privasi
  • Sering melamun membayangkan orang yang dia cintai
  • Lebih sering izin untuk bermain dengan temannya
  • Ingin banyak melakukan kegiatan bersama orang yang dia cintai
  • Membicarakan orang yang sama berkali-kali
  • Suka senyum ataupun tertawa sendiri

Perasaan jatuh cinta ini biasanya akan berlanjut jika satu sama lain menyukai atau berbalasa rasa tersebut kemudian rasa ini berlanjut dengan dua belah pihak menjalin asmara yang dinamakan istilahnya pacaran. 

Dalam hubungan ini pula biasanya anak muda di iming-imingi rasa untuk merasakan indahnya jatuh cinta diberikan rasa kenyamanan, tempat berkeluh kesah, tempat bertukar cerita, dan seperti mereka sebut dengan indahnya jatuh cinta. 

Namun, pada kenyataannya hal ini tidak dirasakan oleh semua anak muda dalam menjalani hubungan pacaran. 

Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa di hubungan pacaran ini ada kasus dimana salah satu pihak individu yang menjalin merasakan tidak nyaman biasanya hal ini dirasakan dikerenakan mulainya tidak sejalan dalam cara bertindak maupun berpikir dalam pandangan dua individu tersebut. 

Rasa tidak nyaman ini pula bisa berbentuk sampai dengan mengalami kekerasan secara verbal maupun non verbal. Kekerasan yang terjadi pada hubungan pacaran biasanya disebut dengan istilah Toxic Relationship.

Toxic Relationship biasanya terjadi dikarenakan dalam hubungan ini adanya tidak keselarasan komunikasi yang pada akhirnya berujung pada adanya dominasi pihak salah satu dalam hubungan sehingga keadaan ini pula membuat pihak lain tidak bisa mendapatkan kenyamanan yang ada. 

Toxic relationship disebut pula sebagai hubungan yang beracun dikarenakan dalam hubungan ini hanya mengutamakan ego untuk saling bersama yang nyatanya tidak bisa lagi dan pada akhirnya dapat menganggu keadaan Fisik maupun mental seseorang. 

Kekerasan yang ada pada hubungan toxic relationship berbentuk kekerasan fisik ( Physical abuse ) seperti menampar, memukul dan lainnya, kekerasan verbal ( emotional abuse) berupa ucapan , dan bahkan kekerasan seksual ( sexual abuse).  

Toxic relationship ini cenderung diakibatkan dengan adanya ego besar yang dimana memang dimiliki oleh pemuda pada usianya dan biasanya dalam kebanyakan kasus perempuan lah paling banyak mengalami kekerasan ini namun, tetap ada pula dialami oleh pihak laki-laki.

Fenomena dalam kasus seperti ini dilihat dalam perspektif sosiologi kepemudaan cocok dengan teori pertukaran social yang dicetuskam oleh George C.Homans. 

Menurut pendapatnya bahwa pertukaran social ini cenderungan pada melibatkan emosi dari kedua bela pihak dengan hasil untuk mencari keuntungan dari masing-masing pihak  seperti yang disebutkan tadi mencari kenyamanan ataupun perasaan bahagia dispesialkan seseorang. 

Kasus nyata toxic relationship ini pada akhirnya bukan menguntungkan melainkan merugikan salah satu pihak dan individu sulit untuk memutuskan interaksi ini dengan alasan cinta dan takut untuk ditinggalkan sendiri oleh pasangannya dan merasa bahwa inilah arti hubungan untuk bisa mengerti satu sama lain yang pada dasarnya ini salah dikarenakan ego yang tinggi pada salah satu pihak.

Dalam kasus ini pula orang terdekat menjadi pihak yang penting untuk membantu menyadarkan korban akan bahaya dari hubungan ini dan bisa berakibat fatal jika tidak dihentikan karena kebanyakan kasus yang ada bahwa pihak korban tidak menyadari dan bingung untuk memtuskan hal tersebut. 

Maka dari itu pula sebagusnya anak muda dalam sebelum menjalin hubungan bisa mempunyai pandangan yang stabil akan hal itu bukan buta akan cinta dikarenakan masa muda sangat sia-sia jika terjebak dan tidak bisa keluar akan hubungan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun