Mohon tunggu...
DHEA ATHALIA FRIDAYANTI
DHEA ATHALIA FRIDAYANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya

Seorang mahasiswi Universitas Pembangunan Jaya

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Berpakaian Terbuka Dicap Buruk? Itu Namanya "Fashion"

21 Desember 2022   20:40 Diperbarui: 21 Desember 2022   20:58 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustri Gambar Berpakaian Di Atas Lutut Oleh Penulis

Sebagaian orang menilai buruk perempuan yang berpakaian terbuka padahal gaya berpakaian adalah hak setiap individu dan bukanlah tolak ukur. Mengapa demekian?

Ketika seorang perempuan terlihat mengenakan pakaian terbuka seperti atasan tanpa lengan, rok di atas lutus, atau dress slim fit banyak menimbulkan omongan dari orang-orang sekelilingnya. Sebagian orang langsung membuat penilaian di dalam pemikirannya, sebagian lainnya berkomentar tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Pakaian seperti itu selalu saja menimbulkan pandangan buruk dari banyak orang yang katanya "Mengundang" padahal kenyataannya bukan begitu.

Gaya berpakaian merupakan hak setiap individu, terlepas dari norma agama. Tidak ada Undang-Undang mengenai tata cara berpakaian yang menyeluruh dari seluruh dunia. Setiap negara memiliki identiknya masing-masing. Tidak ada yang salah dalam berpakaian, semua kembali pada selera dan kriteria berpakaian masing-masing.

Penelitian sebuah studi yang dilakukan University of Survei di Guildford Inggris menjelaskan bahwa wanita yang menggunakan pakaian terbuka sampai memperlihatkan kulit tubuhnya di waktu kelulusan dinilai telah melakukan banyak hal buruk di sekolah dibandingkan dengan teman sekelas mereka yang tampil lebih sederhana.

Fashion bukan tolak ukur 

Fashion merupakan sebuah ekspresi estetika yang sedang populer di waktu, masa, tempat tertentu, dan dalam konteks tertentu. Terutama pada pakaian, alas kaki, gaya hidup, aksesoris, riasan wajah, gaya rambut dan proposi tubuh. Seseorang akan tampil percaya diri dengan pakaian yang dikenakannya atau fashion. Semakin kita percaya diri, maka aura positif akan terpancar. Dengan tampil percaya diri semua perempuan memiliki kriteria dalam berpakaian.

Seorang supermodel Indonesia Kimmy Jayanti pernah membuka suara tentang berpakaian wanita yang tidak bisa dijadikan tolak ukur. "Apakah wanita bisa menjadi tolak ukur dari cara berpakaian? Tidak, banyak profesi wanita yang mewajibkan untuk berpakaian (mini) di atas lutut dan bagian atas (dada) sedikit terbuka ketika mereka bekerja di club malam, waiters,dan candy golf untuk menyambung hidup." tulis Kimmy Jayanti

"Fashion model yang bekerja di dunia fashion, dengan perkembangan zaman ada saatnya ketika fashion model harus dihadapkan dengan busana yang menampilkan lebih banyak kulit dan bentuk tubuh di atas catwalk. Atau bahkan hanya wanita kantoran yang suka "Playing dress up" dengan fashion items untuk memaksimalkan penampilannya.

Pernyataan tersebut sangat mendukung penolakan fashion sebagai tolak ukur keburukan seseorang. Seperti yang ia bilang, fashion dapat berubah seiring perkembangan zaman yang dapat berasal dari beberapa faktor seperti social media, dunia entertainment, dunia musik, media massa, dan lain-lain.

Lalu bagaimana kasus pelecehan seksual?

Survei yang diikuti lebih dari 62 ribu orang ini bermaksud agar kita lebih paham tentang bagaimana pelecehan seksual di ruang publik terjadi, perspektif korban dan orang yang menyaksikan pelecehan, serta mengecek kebenaran mitos-mitos tentang pelecehan seksual di ruang publik seperti jenis pakaian korban dan waktu terjadinya pelecehan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun