Dunia pendidikan secara terpaksa harus dihadapkan dengan adaptasi terhadap berbagai perubahan yang terjadi bahkan hampir di seluruh aspek kehidupan manusia sebagai salah satu dampak dari adanya pandemi Covid-19 yang sudah berada di dunia sejak sekitar dua tahun yang lalu bahkan sampai saat ini.
Salah satu keputusan pemerintah yang memberi dampak luas adalah kebijakan pada segmen pendidikan, baik pada komponen praktisi maupun pada komponen regulative dan lingkungan. Kebijakan dari hulu ke hilir tersebut bersinergi dengan kebutuhan dan kepentingan pencegahan penyebaran Covid 19.
Dampak ini saling bersinggungan antar segmen dalam kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara.
Semenjak pandemi Covid-19 membuat perubahan yang besar pada semua bidang termasuk bidang pendidikan.
Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah berupaya agar pendidikan generasi muda tetap berjalan dan memberikan pilihan pembelajaran secara daring, luring dan blended learning. Pembelajaran jarak jauh di Indonesia mempunyai banyak hambatan pada saat pelaksanaannya.
Hambatan dalam pembelajaran jarak jauh yang dirasakan siswa antara lain karena bosan sehingga menurunkan minat belajar.
Pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19 sangat berpengaruh kepada minat belajar siswa. Pada saat siswa belajar mandiri, pembelajaran kurang terarah sehingga tidak efektif.
Akhirnya, pihak sekolah menyiasatinya dengan mengadakan pembelajaran secara luring (luar jaringan/ offline). Dalam praktiknya, sekolah dan mahasiswa membagi jadwal selama 2 hari dalam minggu.
Pada kesempatan melaksanakan program mahasiswa melakukan kegiatan pesantren kilat di Bulan Suci Ramadan dan dilakukan secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan nilai agama dan pendidikan Pancasila khususnya sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Materi pesantren kilat tentang Rukun Islam dan 25 nama nabi dan rasul serta ada kreativitas kegiatan Ramadan. Kegiatan pesantren kilat pada hari Rabu (28 April 2021) diikuti oleh sepuluh orang peserta didik dan hari Kamis (29 April 2021) diikuti oleh dua puluh orang peserta didik.
Beberapa peserta murid berhalangan hadir dan sudah ada izin dari wali kelas sehingga bagi siswa yang tidak hadir diberikan tugas dengan materi yang sama pada kegiatan pesantren kilat. Respons peserta didik dalam kegiatan ini adalah mereka berperan aktif dan bersemangat dalam puasa dan membaca Juz Amma.