Mohon tunggu...
Dhea Maulana
Dhea Maulana Mohon Tunggu... Lainnya - 201910501056

Mahasiswa PWK UNEJ

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengaruh Pengangguran terhadap Kemiskinan di Kabupaten Jember

2 November 2020   01:30 Diperbarui: 2 November 2020   01:54 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pertumbuhan jumlah penduduk yang ada di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal tersebut, mengakibatkan terjadinya pertambahan kebutuhan masyarakat untuk hidup sehari-hari. Adanya pertambahan kebutuhan masyarakat untuk hidup sehari-hari membutuhkan adanya pertambahan pendapatan ekonomi di setiap tahunnya. Semakin banyaknya pertumbuhan penduduk, maka kesempatan kerja yang tersedia juga harus semakin banyak. Akibat yang ditimbulkan jika pertumbuhan penduduk tidak dibarengi dengan pertumbuhan kesempatan kerja yaitu akan terjadi ketidakseimbangan yang menyebabkan munculnya masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan adalah fenomena sosial yang saat ini banyak terjadi di Indonesia. Kemiskinan sendiri merupakan ketidakmampuan seseorang dari sisi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidup yang mendasar seperti makan, pakaian, pendidikan, tempat tinggal, hingga kesehatan. Kemiskinan bisa terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor seperti masih rendahnya tingkat penghasilan masyarakat, tingginya harga komoditi di pasaran, dan tingginya pola komsumsi masyarakat. Adanya permasalahan kemiskinan ini sering tidak disadari kehadirannya oleh masyarakat. Masyarakat miskin memiliki kelemahan dalam kemampuan untuk berusaha dan kurangnya akses untuk melakukan kegiatan ekonomi. Terjadinya masalah kemiskinan ini biasanya ditandai dengan tingginya angka pengangguran.

Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya memberikan efek pada peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia. Peningkatan jumlah pengangguran disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu tingginya angkatan kerja yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaan yang ada. Di Indonesia, angka pengangguran tertinggi berada pada penduduk dengan rentang usia 15 hingga 24 tahun. Hal ini disebabkan oleh adanya kesenjangan antara kemampuan sumber daya manusia pada rentang usia tersebut dengan kualifikasi yang disyaratkan dalam lapangan pekerjaan yang tersedia. Disamping masih belum memadainya ketersediaan lapangan pekerjaan, tidak sebanding dengan peningkatan jumlah angkatan kerja yang ada. Ketidakseimbangan antara jumlah ketersediaan lapangan pekerjaan dengan jumlah angkatan kerja ini menyebabkan angka pengangguran semakin tinggi. Jika kondisi ini terjadi terus-menerus maka akan berakibat pada peningkatan beban masyarakat yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Kabupaten Jember sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Timur juga mengalami ketidakseimbangan jumlah angkatan kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini berakibat pada masalah kemiskinan. Tingginya angka pengangguran pada usia produktif menjadi salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Jember. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa terjadi pertumbuhan penduduk di usia produktif yang pesat namun tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai sehingga banyak angkatan kerja ( terutama lulusan sekolah menengah) tidak terserap oleh lapangan pekerjaan yang ada. Jika mengacu pada data BPS tahun 2019, angka kemiskinan di Kabupaten Jember telah mengalami penurunan. Namun, indeks kedalaman kemiskinan di Kabupaten Jember sendiri pada tahun 2019 sebesar 1,22 persen, sedangkan keparahan kemiskinannya yaitu sebesar 0,24 persen. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara kualitas kemiskinan di Kabupaten Jember tidak terjadi penurunan.

Berbagai upaya perlu dilakukan oleh pemerintah setempat dalam rangka mengurangi tingkat pengangguran yang terjadi seperti mempercepat pengembangan di sektor ekonomi, menyediakan banyak lapangan pekerjaan baru baik dari pemerintah ataupun dari swasta, melakukan kegiatan pelatihan kerja dengan tujuan untuk mencetak para pekerja yang memadai, tidak membatasi investor-investor untuk membuka lapangan pekerjaan baru, melakukan peningkatan terhadap mutu pendidikan agar terciptanya generasi-generasi penerus bangsa yang potensial, melakukan pengembangan di sektor pariwisata dengan tujuan agar dapat menarik para investor yang nantinya bisa menyerap tenaga kerja baru yang ada di daerah setempat, yang terakhir yaitu memberikan wawasan dan pengetahuan tentang kewirausahaan serta memberikan bantuan fasilitas dengan harapan agar masyarakat dapat mengembangkan usahanya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun