Mohon tunggu...
Widayadi Umarsono
Widayadi Umarsono Mohon Tunggu... Guru - Bekerja sebagai Guru Swasta di Sekolah Kota Yogyakarta

Hobi Sepakbola atau futsal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tips Menghadapi Learning Loss

16 Mei 2022   13:00 Diperbarui: 16 Mei 2022   13:08 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandemi covid 19 sudah berlangsung lebih dari dua tahun menyebar ke seluruh dunia, salah satunya negara kita Indonesia. Hampir semua tatanan aspek berubah dari aspek sosial, aspek ekonomi, aspek kesehatan tak terkecuali aspek pendidikan.

Proses pembelajaran sebelum terjadi pandemi tatap muka secara langsung kini berubah dari awal pandemi pembelajaran jarak jauh menjadi pembelajaran tatap muka terbatas. Hal ini didasari dari Surat Edaran Mendikbud Dikti No. 2 Tahun 2022 tentang panduan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di masa pandemi covid 19.

Pembelajaran jarak jauh menimbulkan berbagai hambatan dari peserta didik salah satunya tidak ada fasilitas hp/laptop yang mendukung pembelajaran, sinyal internet tidak stabil, kondisi listrik dan keterbatasan kouta internet, hal tersebut apabila berlangsung lama sangat beresiko menyebabkan learning loss bagi peserta didik yang kita ampu. Learning loss terjadi karena kurangnya kualitas dan fasilitas bagi peserta didik sehingga terjadi penurunan ketercapaian belajar.

Learning Loss dapat diistilahkan hilangnya pengetahuan dan keterampilan, baik itu secara umum atau spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu (tekno.tempo.com).dampak yang terlihat dari learning loss meliputi angka drop out sekolah melonjak, motivasi belajar rendah dan terjadinya kesenjangan antar peserta didik.

Dampak Learning Loss secara keseluruhan belum terlihat, namun sebagai guru kita telah merasakan secara nyata bahwa dampak itu telah ada dan berdampak pada peserta didik. 

Salah satunya seperti motivasi belajar peserta didik rendah ,selama kegiatan pembelajaran jarak jauh banyak peserta didik merasa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran hal tersebut memungkinkan membuat anak menjadi bosan dan lama kelamaan malas untuk belajar. 

Selama pembelajaran jarak jauh aktivitas peserta didik hanya aktivitas wajib saja seperti mengikuti sekolah online, mengerjakan tugas asal mengumpulkan tugas,absen online.

Semenjak kasus pandemi covid-19 melandai dan pemerintah memberikan angin segar dengan memberikan lampu hijau untuk daerah yang berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1-3 untuk melaksanakan pembejalaran tatap muka terbatas, hal ini membuat roda pembelajaran pelan-pelan pasti untuk memberbaiki proses belajar mengajar yang sempat terhenti. 

Fokus perbaikan tidak hanya di sektor pembelajaran tetapi juga terkait motivasi belajar, perilaku dan kebiasaan peserta didik untuk menghindari learning loss yang berkepanjangan.

Disinilah pentingnya peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam merefresh atau memberikan penyegaran dalam upaya meningkatkan motivasi belajar, kebiasaan dan karakter sehari-hari peserta didik pasca pembelajaran jarak jauh.  

Salah satu caranya bisa dengan memberikan layanan bimbingan klasikal menggunakan model pembelajaran blended learning (moda campuran) perpaduan antara pembelajaran daring dan luring dalam pembelajaran Bimbingan dan Konseling. Layanan bimbingan kelompok untuk memperdalam topik masalah secara luas melalui dinamika kelompok  dan konseling kelompok difokuskan untuk menyelesaikan masalah secara kelompok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun