Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengulik Sisi Menarik Manusia "No Candid Please"

9 Agustus 2012   01:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:04 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_205677" align="alignnone" width="600" caption="Interaksi Blekok Sawah dengan petani (dok.pri)"][/caption] Pagi itu kawanan Bubulus ibis menari-nari mengelilingi traktor yang sedang mengacak-acak lahan perswawahan. Tak ada rasa takut ataupun terancam bagi rombongan Blekok sawah untuk mencari makan walau hanya sedekat gagang cangkul saja dengan petani. Sebuah interaksi yang sinergis, dan sedikitpun tak ada rasa saling mengancam dan terancam. Fenomena alam yang luar biasa dan jarang ditemukan jika menyaksikan momen ini, apalagi di perkotaan yang sudah penuh sesak dengan lahan paving blok dan hutan betonnya. Saya mencoba mengulik kehidupan para petani dan nelayan di pinggir Rawa Pening di Kabupaten Semarang. Danau alam yang airnya menjadi sumber dan menopang kehidupan ini, memiliki sisi-sisi menarik untuk di rekam. Imaji kehidupan benar-benar nyata dan seolah tak ada tedeng aling-aling. Berjalan menyusuri rel peninggalan Belanda yang menghubungkan Stasiun Tuntan dan Ambarawa adalah sebuah sensasi tersendiri. Kiri kanan hamparan air yang penuh dengan tanaman dan terlihat beragam aktivitas manusia. [caption id="attachment_205679" align="alignnone" width="600" caption="Paduan komposisi alam dan obyek manusia sebagai Poin of Interest adalah sisi menarik dari genre human interest (dok.pri)"]

13444747501449137859
13444747501449137859
[/caption] Imaji sisi menarik manusia yang melibatkan komposisi alam terekam dalam kemera yang selalu awas mengamati gerak-gerik mereka. Berjalan diatas besi yang memanjang dan berhiaskan Wedelia montana yang tumbuh disela-sela bantalan rel seolah berjalan diatas hamparan bunga-bunga yang sedang bermekaran. Menikmati kesendirian di sepanjang rel tunggal untuk mencari sisi menarik manusia. Fotografi mempersempit sudut pandang sisi menarik manusia dalam genre human interest. Disinilah menariknya aliran fotografi ini, yakni untuk menjelajahi apa yang menarik dari manusia. Sebagai obyek utama, maka manusia adalah poin of interestnya dan disinilah tantangannya agar mata ini jeli dan naluri yang tajam serta ketrampilan mengendalikan kamera. Didepan mata, nampak sesosok laki-laki dewasa menghujamkan sebuah keranjang bambu dalam air. Memang menarik kegiatan tersebut dan rasanya aneh, sebab tidak lazim bagi mata ini yang baru pertama kali melihat. Kembali tantangan human interest tak hanya bisa mengambil gambar saja, namun harus bisa menceritakan ada apa dibalik kambar tersebut. Komunikasi itu adalah sisi yang tak boleh dilupakan bagi penganut human interest. Sangat menyedihkan jika menyaksikan imaji seorang tuna wisma yang dipotret sambil sembunyi-sembunyi dengan lensa tele seolah dia tepat didepan matanya. Genre human interest adalah berobyek manusia, berbeda dengan wild life dengan hewan sebagai target utamanya dan harus bersembunyi jika tidak ingin buruannya lari. Sebagai sesama manusia, kiranya ada komunikasi bagaimana menyampaikan niatan untuk mengabadikan gambarnya. [caption id="attachment_205678" align="alignnone" width="600" caption="Menyusuk, salah satu cara ramah lingkungan menangkap ikan (dok.pri)"]
1344474686374332446
1344474686374332446
[/caption] Menyusuk, itulah yang dilakukan nelayan yang menghujamkan keranjang bambu dalam air. Inilah asyiknya human interest, memotret bisa sambil berinteraksi dengan obyek. Ada tanya jawab, selain mendapatkan gambar sekaligus mendapatkan informasi penting yang menjadi pengetahuan baru. Bayangkan dari kegiatan menyusuk ini, ada sisi menariknya. Keranjang bambu yang dihujamkan ini adalah untuk merangkap ikan. Cukup dengan naluri kira-kira ikan ada dimana, atau coba-coba salah dan begitu keranjang dihujam tinggal tunggu saja. Apabila ada getaran arau suara dari dalam keranjang, artinya ada ikan yang terperangkap lalu diambil dengan tangan atau jaring. Cara menangkap ikan yang ramah lingkungan tentunya dibanding mereka yang menggunakan sengatan listrik, bahan peledak atau racun. Tidak banyak memang imaji yang terekam dalam kamera, memang kadang tak mudah untuk mencari sisi menarik manusia. Langkah kaki ini akhirnya harus berbalik arah mencari obyek baru. Haluan berpindah ke lerang Gunung Merbabu yang  masih di Kabupaten Semarang. Disinilah kembali menemukan apa yang menarik dari sodara-sodara kita. Senyum ramah mereka menyambut kedatangan saya. Memang aneh, saat mereka masih diladang ajakan untuk "monggo pinarak" yang artinya mari singgah dulu di ucapakan sebagi bentuk penghormatan terhadap pendatang. Hari ini petani di dusun Cuntel di lereng gunung Merbabu sepertinya sedang sumringah. Raut wajah mereka begitu gembira disaat lembaran-lembaran daun Tembakau siap untuk dipetik. [caption id="attachment_205680" align="alignnone" width="600" caption="Senyum sumringah seolah tak memikirkan mereka yang bertangkar antar pro dan kontra rokok (dok,pri)"]
1344474840587582267
1344474840587582267
[/caption] Bayangan lembaran-lembaran rupiah seoalah sudah ditangan, walau hanya diwakili oleh lembaran daun penghasil nikotin. Dibalik gencarnya RPP tembakau yang mengatur segala hal tentang tembakau dan rokok, tak menghalangi keceriaan mereka saat panen daun rokok tersebut. Inilah sisi menariknya mereka dan sangat kontras dengan tayangan Indonesia Lawyer Club yang dipandu Karni Ilyas saat ada topik RPP Tembakau. Bagi mereka, urusan dibawah itu pekerjaan mereka sedangkan yang bagian atas biarkan mereka yang berkompeten. Seolah tak ada kekawatiran jika RPP tersebut mengancam mereka, yang penting tanam, panen lalu jual. Memang inilah sisi menariknya bila kita bisa menarik benang merahnya, apalagi menghadirkan mereka yang kontra dengan rokok ditengah-tengan ladang Tembakau Human interest sebuah genre bagaimana melirik sisi menarik manusia dengan tetap memanusiakan manusia. Sangat naif dan memalukan jika mencuri gambar mereka seperti hewan-hewan liar yang tidak bisa diajak kompromi. Manusia tetaplah manusia dengan akal budi dan pikiran yang dibalut dengan hati nurai, yang kadang kuantitasnya lebih kurang. [caption id="attachment_205681" align="alignnone" width="600" caption="Human interest tak seperti alam liar yang harus cekatan tanpa harus ada komunikasi (dok.pri)"]
1344474906668496024
1344474906668496024
[/caption] Tidak sepantasnya memarjinalkan mereka lalu datang dengan diam-diam, mengendap-endap hanya untuk mendapatkan gambarnya. Dengan bangga mengakui ini hasil jepretan saya tanpa berani dengan jujur bagaimana proses mendapatkan gambar tersebut. Manusia sebagai obyek human interest bukanlah hewal liar atau obyek mati, tetapi manusiakan mereka dan komunikasi jawabannya. Ada gambar ada cerita, dan emosi terlibat disitu, sehingga imaji tanpa harus bercerita sudah bisa berbicara. foto lengkap ada disini yang per 1 desember akan di hapus :(

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun