Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Masjid Agung Demak Sisa dari Sebuah Kerajaan

26 Februari 2013   02:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:41 2256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_245669" align="alignnone" width="640" caption="Aura religi begitu pekat di tempat ini (dok.pri)"][/caption] Suara panggilan ibadah dari pengeras suara muncul menghampiri telinga saya saat sedang duduk di alun-alun Demak. Ternyata waktunya sholat ashar, banyak umatNya yang bergegas masuk pelataran Masjid untuk menunaikan ibadah. Sayup-sayup lantunan pujian kepada Sang Pencipta  berkumandang dan membaut aura religi begitu pekat di tempat ini. Saat ini saya berdiri tepat di gerbang Masjid Agung Demak. "Geni Mati Siniran Janmi" sinengkalan yang berarti tahun Caka 1403 atau 1481M. Inilah diperkirakan berdirinya Kasultanan Demak. Raden Patah sebagai pendirinya adalah putra dari Brawijaya V (Kertabumi) buah perkawinan denga Putri Cina. Di Bumi Bintara inilah Raden Patah mendirikan kerajaan Islam pertama kalinya di tanah jawa. Segera setelah kerajaan ddirikan maka masjid menyusul dibuat sebagai tempat ibadah. [caption id="attachment_245671" align="alignnone" width="640" caption="Inilah Masjid Agung Demak, yang penuh sejarah (dok.pri)"]

13618456261538017747
13618456261538017747
[/caption] Cerita yang berkembang di masyarakat memang sangat menarik untuk dicermati berkaitan dengan berdirinya masjid megah ini. Akhirnya tugas mendirikan Masjid adalah pekerjaan para Wali. Tahapan pentingnya adalah membuat saka guru, yakni empat tiang penopang utama bangunan. Salah satu yang unik adalah tiang yang dibuat oleh Sunan Kalijaga. Disaat Sunan Bonang memerintahkan para wali membuat tiang saka, namun Sunan Kali Jaga tak juga membuatnya. Pada malam harinya Sunan Kali Jaga mengumpulkan serpihan-serpihan kayu lalu membuatnya seukuran dengan tiang saka. Akhirnya tiang tatal buatan Sunan Kali Jaga didirikan di timur laut untuk tempat imam masjid. Hingga saat ini ada 4 tiang dan salah satunya buatan Sunan Kali Jaga. Namanya juga cerita, dengan bubu-bumbu penyedapnya silahkan diterjemahkan dan ambil maknanya. [caption id="attachment_245674" align="alignnone" width="640" caption="Sunan Kali Jaga membuat 1 dari 4 tiang saka (dok.pri)"]
1361845700310715891
1361845700310715891
[/caption] Masjid megah di Demak Bintara ini adalah salah satu tujuan wisata yang menarik. Banyak nilai-nilai sejarah yang bisa pelajari. Masjid yang sudah di renovasi, namun tetap mempertahankan bentuk aslinya ini masih menyimpan potret masa lalu yang penuh dengan cerita sejarah. Museum berdiri megah disamping Masjid dan disana tersimpan bukti-bukti sejarah tersebut. Di sekitar komplek masjid banyak juga situs-situs peninggalan masa lalu. Sumur yang dikeramatkan, pemakaman para raja dan keluarga hingga area yang diyakini sebagai petilasan. Pertanyaan saya berkecamuk, saat mata ini menerawang dan berkata ''diama kira-kira istana Demak itu..?''. Memang tidak diketahui dengan pasti, dimana letak persisnya, namun kira-kira jejaknya masih ada. Saya manggut-manggut saat seoarng bapak menyodori dua buah buku kecil yang berjudul Babad Tanah Jawa (Majapahit, Demak, Pajang) dan Menelusuri Lokasi Keraton Demak. [caption id="attachment_245676" align="alignnone" width="640" caption="Sejarah yang tak lekang dimakan jaman (dok.pri)"]
1361845802384645033
1361845802384645033
[/caption] Sejarah yang panjang dari Majapahit, Demak hingga Pajang dengan perang saudara berkecamuk membuat bongkar pasang kekuasaan dan kerajaan. Dinamika inilah yang acapkali membumi hanguskan peninggalan beserta sejarahnya, namun setidaknya cerita turun temurun bisa memberi gegambaran masa lalu. Jejak-jejak lewat prasasti dan artefek juga menjadi saksi bisu perjalanan masa lalu. Entah kapan dan dimana persisnya tak ada yang tahu, yang pasti sejarah dan nilai-nilainya itu tetap akan ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun