Stunting atau gangguan gizi tidak sekedar kualitas makanan yang buruk, tetapi bisa juga karena anoreksia pada anak.Â
Ada istilah GTM (Gerakan Tutup Mulut), atau memang tidak memiliki nafsu makanan. Jika hal tersebut berlanjut, tidak ada zat gizi yang masuk dan bisa disimpulkan sendiri apa yang terjadi.
Masalah anak tidak mau makan, terutama Balita adalah hal yang umum. Anak tidak mau makan, bisa karena menu yang palabilitasnya rendah, sehingga bisa dikatakan tidak enak menurut anak dan tidak menimbulkan selera. Solusinya, diragamkan jenis makanannya.
Bagaimana jika, makanan sudah beragam dan bisa dikatakan banyak anak yang suka? Tetapi anak masih enggan untuk makan. Ibu pasti frustasi, dan kawatir saat iga anak sudah menonjol dan timbangam tidak bergerak ke kanan seiring waktu.
Cekoki saja, kata orang jawa. Cekok adalah pemberian makanan dengan cara  dipaksa dengan membuka mulut anak, dan menuangkan dalam mulut.Â
Tetapi yang dimasukan adalah jamu cekok. Jamu cekok menjadi tradisi turun temurun apabila anak enggan mau makan, meski bisa dalam bentuk ancaman atau tindakan.
Jamu cekok berasal dari kombinasi temu-temuan (jahe, kunyit, kencur, temu lawak, temu ireng, brotowali, dsb) ditambah dengan adas, daun pepaya, bahkan hingga tempe busuk. Apakah benar berkhasiat secara empiris?
Kita bisa lihat satu-persatu meski tidak semua kita bedah. Ada banyak jurnal ilmiah yang mengulik  tentang jamu cekok.  Kita lihat yang penting saja.