Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Air Mata Warga untuk Merawat Mata Air

12 Januari 2021   10:10 Diperbarui: 12 Januari 2021   19:03 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga kerja bakti membawa bibit ke bukit untuk reboisasi (dok.pri).

Mungkin banyak yang tidak sadar, air bersih yang selama ini kita pakai itu datangnya dari mana dan siapa yang mengadakan. Kita hanya sebatas bayar dan pakai, urusan dari mana itu kembalikan pada yang mengelola saja. Bagaimana jika kita ikut tahu datangnya dari mana, kemudian ikut berpartisipasi mengadakan air bersih itu langsung dari sumbernya.

Warga Sleker Kopeng, Jawa Tengah sudah menyadari pentingnya sumber air, sehingga mereka berangkat untuk menyelamatkan mata air tersebut, agar tidak menjadi air mata.

Hari ini saya diundang warga Sleker untuk berpartisipasi dalam penanaman hutan tangkapan air tepatnya di hutan Umbul Songo Kopeng.

Hutan ini adalah anugerah yang istimewa karena telah menyediakan 9 mata air, sehingga disebut dengan Umbul (mata air) dan songo (sembilan). Hutan ini menjadi satu-satunya sumber air bersih dari beberapa desa di bawahnya, bahkan kono sampai kota Salatiga yang berjarak 15 20 km.

Awalnya hutan Umbul Songo adalah kawasan hutan homogen yang ditanami pinus dan dikelola oleh Perhutani. Semenjak pengelolaanya berpindah ke Taman Nasional Gunung Merbabu, hutan Umbul Songo berubah status. Jika dahulu isinya pohon pinus, kini sudah beragam jenis tumbuhan hadir di sana.

Taman Nasional Gunung Merbabu memiliki kebijakan, ada zona-zona tertentu di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, salah satunya adalah zona pemanfaatan sumber air bersih. Salah satu konsekuensi dari pemanfaatan ini adalah perawatan daerah tangkapan dan resapan air.

Perawatan zona tangkapan dan resapan air yakni dengan memerbanyak tumbuhan yang mampu menangkap air hujan lalu memasukan dalam tanah. Air hujan yang tertangkap inilah yang nantinya akan menambah debit atau kuantitas air tanah.

Apabilan air hujan ini tidak bisa ditangkap, maka akan berpotensi menjadi aliran permukaan yang menyebabkan banjir, tanah longsor/erosi, dan berkurangnya debit air.

Warga bersiap kerjabakti (dok.pri).
Warga bersiap kerjabakti (dok.pri).
Warga Sleker, mulai menyadari pentingnya daerah tangkapan dan resapan air, sehingga mereka serempak ingin mememertahankan dan meningkatkan jumlah air tanah. Secara swadaya, kesadaran ini diterjemahkan dengan gotong royong dengan mempersiapkan bibit dan melakukan penanaman.

Hari ini, sekitar 80 warga bergotong royong membawa sekitar 200 bibit beringin, puspa, dan aren menuju lokasi yang ditentukan yakni daerah yang bernama Ngroto. Daerah ini adalah puncak dari hutan Umbul Songo yang berpotensi menjadi daerah tangkapan dan resapan air.

Kepala Resort Kopeng-Taman Nasional Gunung Merbabu, Nur Kojin mengatakan jika daerah Hutan Umbul Songo ibaratntya adalah spons/busa yang dapat menangkap, menyerap, dan menyimpan air hujan. Air hujan yang tersimpan tersebut kemudian akan dialirkan melalui mata air di tuk/mata air umbul songo.

Kadus Sleker-Kopeng, Slamet Sulasdi juga mengatakan jika warganya mendapat hak pemakaian air dari Umbul Songo dan sudah selayaknya berkewajiban menjaga dan merawat mata air dan hutannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun