Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Setia dengan Tape Ketela

3 Desember 2020   14:14 Diperbarui: 4 Desember 2020   20:57 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kakek dengan usia lebih dari 80 tahun masih bertahan berjualan tape keliling Kota Salatiga. (Dokpri)

Singkong yang dipanen kemudian dikupas dan cuci bersih, lalu dipotong-potong. Yang paling penting adalah proses pengukusan, tidak boleh terlalu lama tetapi harus dipastikan benar-benar matang. Biasanya saya menusukan ujung lidi dari bambu. Jika amblas, maka sudah selesai prosesnya.

Dalam keadaan masih panas, singkong kemudian dipindahkan ke dalam irig atau sejenis tampah dari anyaman bambu yang berlubang. Tujuan dipindahkan dalam irig untuk memberikan kesempatan singkong kukus dingin secara pelan dan menyeluruh. Jika singkong hanya dingin sebagian, nanti tapenya akan gosong atau berwarna hitam. Butuh waktu 3- 4 jam untuk mendinginkannya.

Tahap berikutnya adalah peragian. Tahap ini adalah kunci, kerena yang akan menentukan jadi tidaknya tape. ragi yang digunakan adalah ragi tape yang di dalamnya ada jamur Rhizopus oryzae. Ragi dalam bentuk pada dihancurkan hingga lembut, kemudian ditaburkan secara merata sambil di aduk-aduk, atau istilahnya diuleni.

Setelah rata semua, baru di tata dalam keranjang yang sudah dilapisi dengan daun pisang. Daun pisang digunakan selaian untuk menutupi, juga bisa memberi aroma sedap. 

Selain daun pisang, kadang memakai daun jati, waru, atau andong. Masing-masing daun akan memberi aroma yang berbeda-beda namun tetap sedap dan enak rasanya, beda kalau memakain plastik. Setelah di tata kemudian ditutup rapat dan diperam selama 3 hari 3 malam.

Tape yang sudah jadi, teksturnya empuk, aromnya wangi, dan rasanya manis. Kalau terlalu matang nanti akan keluar airnya. Pada tahap ini, tape kemudian siap dijual. Apabila tape tidak terjual, maka tape bisa diolah menjadi wedang tape, rondo royal (tape goreng dengan salutan tepung), atau dibuat kue.

Demikian mbah Pujiono bercerita tanpa ada yang disembunyikan. Dalam seminggu dia bisa membuat 3-6 keranjang tape. Namun seiring usia, kali ini dia hanya bisa membuat 2 keranjang dan itu pun dijual pada akhir pekan.

5 ribu per porsi bisa menghasilkan 500 ribu perhari (dok.pri).
5 ribu per porsi bisa menghasilkan 500 ribu perhari (dok.pri).
Dia juga bercerita, jika dahulu tape sangat laris sekali. Tidak ada 1 jam, tape-tapenya sudah sudah tidak bersisa. Habis jualan tape, dia langsung ke pasar hewan untuk beli anakan kambing. Benar saja, jika saat ini sehari dia berjualan tape mengaku paling sedikit mendapat 500 ribu, dan harga anakan kambing juga sekitar setengah juta.

Saya hanya berguman "omsetnya setengah juta sehari, itu pun paling sepi". Sepertinya tidak banyak yang menyadari, namun itulah rejeki mBah Pujiono. Akhirnya saya berpamitan, "mbungkus mas...".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun