Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Fakta Ilmiah Durian dan Mitosnya

15 Februari 2018   11:22 Diperbarui: 15 Februari 2018   20:29 2600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari saya berkesempatan mengunjungi Taman Buah Rayong di Bangkok, Thailand. Di tempat tersebut disajikan aneka macam bebuahan ungggul yang acap kali dengan sebutan bangkok. Bersama rombongan, kami langsung menyerbu meja yang berisi bertumpuk-tumpuk durian. Dengan kalap mereka melumat buah tersebut, karena ada aturan silakan bayar dan makan sepuasnya. Usai makan, salah satu menyarankan "tuang air minum dalam cekungan kulit dalam durian lalu minum, biar tidak mabuk". Tanpa berpikir panjang, banyak juga yang meniru, tanpa memahami apa logikanya.

Durian Lokal Kalimantan

Lain waktu saya berkunjung di Kalimatan Tengah. Kebetulan di Kabupaten Lamandau sedang musim durian. Kali ini durian yang disajikan adalah durian-durian lokal Kalimantan. Berbeda dengan bangkok yang terkenal dengan ukurannya yang besar, daging buah yang tebal, rasanya yang manis, dan aromanya yang kuat.

Durian lokal di sini ukurannya kecil, durinya lembek, daging buahnya tipis, aromanya tidak begitu kuat, dan rasanya juga tidak begitu manis. Mungkin bagi pecinta durian, kurang greget menyantap durian lokal Kalimantan.

Inova untuk jualan duriani di Pasar Nangan Bulik Lamandau (dok.pri).
Inova untuk jualan duriani di Pasar Nangan Bulik Lamandau (dok.pri).
Mungkin jika mengbandingkan dengan yang montong dan bangkok atau sejenisnya, durian lokal Kalimantan (Durio kutejensis) yang biasa disebut dengan pompakan, papakan, pepakan, papakin tidaklah terlalu istimewa. Namun di sisi lain, saya melihat ada sisi istimewa dari durian ini, yakni warna daging buahnya.

Perbedaan 3 jenis durian (dok. Balai Pertanian).
Perbedaan 3 jenis durian (dok. Balai Pertanian).
Durian biasanya memiliki daging buah berwarna putih, atau putih kekuningan. Pompakan memiliki warna daging buah kuning, merah mudah, bahkan mendekati warna merah. Warna daging buah yang menggoda meskipun akan kecewa begitu mencecap rasa dan mencium aromanya.

Warna durian lokal Kalimantan (dok.pri).
Warna durian lokal Kalimantan (dok.pri).
Namanya saja buah lokal, yang nyaris belum ada sentuhan pemuliaan. Mungkin suatu saat jika pompakan ini dikawinkan dengan montong atau bangkok-bangkok atau varietas unggul lainnya bisa dinobatkan menjadi raja buah. Bayangkan, buah yang besar, rasa yang manis, daging tebal, aroma yang kuat, dan warna merah mencolok. Mungkin suatu saat akan terjadi dimana durian lokal akan menjadi raja, tingga mencari pasangan pangeran atau permaisurinya.

Fakta Ilmiah Durian

Durian di sisi lain tidak banyak yang menyukai karena ada ketakutan atau mitos-mitos yang berkembang. "Jangan banyak makan durian nanti kolesterol" kata beberapa teman saya. Sepertinya sia-sia saya mengambil mata kuliah biokimia saat pelajaran tentang biosintesis lemak dan kolesterol. Mungkinkan tumbuhan mampu menghasilkan kolesterol/LDL (low density lipoprotein) mustahil, mungkin iya mungkin tidak. Tetapi banyak literatur ilmiah jika LDL disintesis oleh hewan.

Sintesis Kolesterol (http://fransmichael.blogspot.co.id/2013/12/metabolisme-kolesterol.html).
Sintesis Kolesterol (http://fransmichael.blogspot.co.id/2013/12/metabolisme-kolesterol.html).
Kolesterol acapkali menjadi kambing hitam orang untuk membatasi makan durian. Tingginya kolesterol ditandai dengan tengkuk yang sakit usai makan durian, yakin? Apakah sudah mengecek kadar kolesterol usai makan durian? Jangan-jangan sakitnya tengkuk gegara besarnya kandungan gula/kalori sehingga memercepat denyut nadi dan pembuluh darah terdesak dan bisa saja tengkuk menjadi tegang.

Mungkin terlalu banyak menunduk mengawasi belahan-belahan durian agar tidak diserobot temannya, sehingga tengkuk lama-lama pegal. Atau mendadak stres menghitung kulit-kulit bergelimpangan dan teman yang tidak berhenti mengunyah, padahal janji akan bayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun