Mohon tunggu...
Dharwis Yacob
Dharwis Yacob Mohon Tunggu... Lainnya - CV Dharwis

S1 Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada, Pernah Kuliah selama 1 tahun di Universitas Leiden-Belanda, S2 Pasca Sarjana Universitas Nasional Jurusan Ilmu Politik, Bekerja sebagai Arsiparis di Arsip Nasional Republik Indonesia dan Pegiat Budaya Tahun 2016

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Arsitektur Bangunan dalam Khasanah Dinas Pekerjaan Umum/Departement van Burgeiljke Openbare Werken (Bow) Afdeeling A (Bangunan)

26 Januari 2014   15:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:27 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Arsitektur bangunan pada masa sekarang telah mencapai titik keemasan. Bentuk arsitektur bangunan semakin bervariasi. Ada yang bentuknya modern, ada yang bentuknya minimalis bahkan ada yang berbentuk klasik. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung sudah mengalami perkembangan yang pesat. Dari segi bentuk yang menarik, pemilihan warna yang bervariasi serta material bangunan yang semakin beragam. Dan untuk mengetahui seberapa banyak variasi yang terdapat dalam bentuk arsitektur bangunan peran arsip sangat penting. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai pusat penyimpanan arsip terbesar di Indonesia dan salah satu yang terlengkap di dunia menjadi salah satu pilihan utama dalam mencari arsip tentang arsitektur dan bangunan. Tentunya untuk mencarinya, terlebih dahulu kita harus tahu khasanah mana yang memiliki informasi mengenai arsitektur dan bangunan, misalnya Khasanah Kementerian Pekerjaan Umum. Kementerian Pekerjaan Umum merupakan Kementerian yang memiliki wewenang untuk merancang dan membuat bangunan-bangunan yang berguna bagi masayarakat. Untuk lebih spesifiknya, Kementerian Pekerjaan Umum memiliki Direktorat Jenderal Cipta Karya yang memiliki kewenangan di bidang bangunan.

Hal itu juga terjadi juga pada masa periode Pemerintahan Hindia Belanda yang memiliki kekuasaan penuh di jazirah Hindia Belanda. Walaupun Pemerintahan Hindia Belanda telah terbentuk setelah VOC (Veredigde Oost-Indische Compagnie) bubar pada tahun 1799, namun cikal bakal Kementerian Pekerjaan Umum baru terbentuk pada tahun 1866. Pada tahun tersebut dibentuklah Departement van Burgerlijke Openbare Werken (BOW).

BOW adalah salah satu dari empat administrasi sipil (algemeen bestuur) yang ditetapkan berdasarkan Koninklijk Besluit (Keputusan Kerajaan Belanda) tanggal 21 September 1866 (tercantum dalam Staatsblad tahun 1866 no. 127). Dinas ini berawal dari sebuah lembaga Bangunan Sipil (Civiele Gebouwen) pada tahun 1819. Pada tahun 1828 dinas tersebut digabung dengan Hoofdinspectie Waterstaat (Inspektorat Pengairan) menjadi Administratie van den Waterstaat en der Civiele Gebouwen (Administrasi Pengairan dan Bangunan Sipil) sebagai cabang dari Directie der Producten en Civiele Magazijnen (Direksi Produksi dan Pergudangan Sipil). Sebelum BOW dibentuk, bidang pengairan menjadi wewenang pemerintah daerah dan hanya ada beberapa residensi yang memiliki insinyur. Organisasi baru ini diharapkan dapat meningkatkan koordinasi bidang infrastruktur secara terpusat.

Pada tahun 1854 berdasarkan Staatsblad nomor 100 ditetapkan bahwa bidang pengairan (waterstaat) dan pembangunan fasilitas publik (burgerlijke openbare werken) tidak berada di bawah militer tetapi ditempatkan di bawah pimpinan seorang direkteur der openbare werken, sehingga pada tahun 1856 biro yang tadinya berada di bawah Directie der Producten en Civiele Magazijnen menjadi sebuah organisasi tersendiri dengan nama Directie der Burgelijke Openbare Werken. Pada tahun 1934, dinas ini bergabung dengan Departement van Gouvernementsbedrijven (Departemen Urusan BUMN) menjadi Departement van Verkeer en Waterstaat (Departemen Perhubungan dan Pengairan).

Afdeling A merupakan suatu bagian atau biro pada Departement BOW yang bertugas menangani urusan bangunan dan atau bangunan negara. Cikal bakal afdeling A, sudah mulai terlihat ketika BOW masih berbentuk direksi dengan nama algemene dienst (dinas umum) dari tahun 1887 sampai dengan tahun 1893. Penamaan ini bertahan sampai tahun 1933. Afdeling A lebih banyak terfokus pada urusan yang berkaitandengan bangunan, khususnya bangunan negara, sedangkan urusan lainnya ditangani oleh afdeling lainnya yang dibentuk seiring perkembangan organisasi BOW. Adapun variasi bangunan-bangunan dalam khasanah ini terdiri dari :

1.Bangunan milik pribadi seperti Woningen (Perumahan)

2.Bangunan untuk kepentingan perdagangan seperti Gebouwen voor de Invoer, Uitvoer, en Accijnzen(Bangunan untuk Impor, Ekspor, dan Cukai), Gebouwen voor de Opiumregie (Bangunan untuk perusahaan Opium), Gebouwen voor Pandhuisdienst (Bangunan untuk Rumah Dinas Gadai),dan Gebouwen voor de Zoutregie (Bangunan untuk perusahaan Garam)

3.Bangunan untuk kepentingan militer seperti Gebouwen voor de Marine (Bangunan untuk Angkatan Laut),Gebouwen voor de Marinevliegdienst/Marineluchtvaartdienst (Bangunan untuk Dinas Udara Angkatan Laut (AL)/Dinas Penerbangan AL), Gebouwen voor de Gewapende Politie (Bangunan untuk Polisi Bersenjata), dan Gebouwen voor de Stadspolitie (Bangunan untuk Polisi Kota)

4.Bangunan untuk Pemerintah seperti Gebouwen t/b Regering en Hoge College’s (Bangunan untuk Pemerintahan dan Dewan Tinggi), Gebouwen t/b Justitie (Bangunan untuk Departemen Kehakiman), Gebouwen t/b Financiën (Bangunan untuk Departemen Keuangan), Gebouwen t/b Binnenlands Bestuur (Bangunan untuk Departemen Dalam Negeri),Gebouwen t/b Onderwijs en Eredienst (Bangunan untuk Departemen Pendidikan dan Keagamaan), Gebouwen t/b Landbouw, Nijverheid en Handel (Bangunan untuk Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan), Gebouwen t/b B.O.W. (Bangunan untuk B.O.W /Departemen Pekerjaan Umum)

5.Bangunan untuk kepentingan pendidikan sepertiGebouwen Hogescholen (Bangunan untuk Sekolah-sekolah Tinggi), Gebouwen H.B.S. en A.M.S.(Bangunan untuk Sekolah H.B.S. dan A.M.S.),Gebouwen M.U.L.O. (Bangunan untuk M.U.L.O), Gebouwen Europees Lager Onderwijs (Bangunan untuk Pendidikan Rendah Eropa), Gebouwen Technisch Onderwijs (Bangunan untuk Pendidikan Teknik), Gebouwen Hollands Inlands Onderwijs (Bangunan untuk Pendidikan Pribumi keturunan Belanda), Gebouwen Normaal- en Kweek- en Opleidingsscholen (Bangunan untuk Sekolah Pendidikan Guru), Gebouwen Hollands Chinees Onderwijs (Bangunan untuk Pendidikan Orang Cina keturunan Belanda), Gebouwen Inlands Onderwijs (Bangunan untuk Pendidikan orang Pribumi), Gebouwen Ambachtsscholen (Bangunan untuk Sekolah-sekolah Pertukangan), Gebouwen Landbouwscholen/Veeartsenscholen (Bangunan untuk Sekolah-sekolah Pertanian/Sekolah Dokter Hewan), dan Gebouwen Tucht en Opvoedingswezen (Bangunan Pendidikan Anak Yatim dan Disiplin)

6.Bangunan untuk fasilitas umum seperti Gebouwen PTT (Bangunan PTT/Post, Telefoon en Telegraaf), Gevangenissen (Bangunan Penjara), Ziekenhuizen (Bangunan Rumah Sakit), dan Krankzinnigengestichten (Bangunan Rumah Sakit Jiwa)

Variasi-variasi bangunan dalam khasanah BOW ini ditemukan melalui jalan masuk (toegangen) dengan mengacu pada tahun atau periode. Dengan diketahuinya tahun atau periode akan memudahkan dalam penemuan arsip BOW. Namun tentunya dalam mencari bangunan yang diinginkan harus memerlukan kesabaran karena dalam khasanah arsip BOW banyak ditemukan potongan kertas sebagai pengganti (rujukan) arsip yang asli atau dikenal dengan Verwijsbriefje (kartu tunjuk silang).

Yang menarik dalam khasanah arsip BOW adalah banyak ditemukannya blue-print dan peta-peta yang mendukung dalam arsip kertasnya. Hal ini juga memberikan gambaran terperinci mengenai bangun-bangunan yang memang dijelaskan dalam arsip kertas. Bangunan-bangunan yang dijelaskan dalam arsip BOW misalnya dalam BOW No. 414 yang berisikan tentang bangunan masjid di Kediri.

Jadi jika kita ingin mendapatkan arsip berupa bentuk arsitektur dan bangunan pilihan utama adalah pada khasanah BOW terutama untuk masa kolonial Hindia Belanda. Denganmenggunakan arsip khasanah BOW, maka kita dapat mempelajari jenis-jenis arsitektur dan bangunan yang bisa dikembangkan pada masa sekarang ini sehingga menambah variasi mengenai bentuk arsitektur dan bangunan di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun