Paradoks Ketua RT Idaman: Banyak yang Menolak, tapi Banyak yang Mencari

Dan di lapangan saat akan melaksanakan tugasnya pun, sering sekali banyak warga yang  pasif, sehingga membuat keta RT menghadapi semuanya sendiri. Dan tidak jarang ada saja yang menyudutkan posisi ketua RT saat mencapai kesepakatan bersama semua warga saat ada masalah tertentu

Tidak bisa dipungkiri kemungkinan faktor gaji juga menjadi alasan penolakan. Gaji yang relatif kecil sering dianggap tidak sebanding dengan beban kerjanya. 

Memang hingga saat ini masih minim mendapat perhatian dari pemerintah. Hal ini membuat jabatan kepala RT, walaupun tercatat di bawah kepala desa, namun jabatan ini kurang diapresiasi karena bukan jabatan bergengsi. 

Jadi tidak mudah bagi seseorang untuk sukarela maju sebagai ketua RT. 

Sosok Ketua  RT idaman

Karena keberadaan serta peran ketua RT yang paling sering bersinggungan dengan masyarakat, diam-diam masyarakat mendambakan memiliki ketua RT yang andal. Nah di sini letak keanehannya, walau jabatannya sering dihindari, namun tetap banyak yang mencari. 

Semua rakyat merindukan ketua RT yang mampu diandalkan dalam hal ketertiban administrasi, mengurusi kebersihan lingkungan dan tentunya terciptanya hidup kondusif dan aman. Setidaknya ada 4 kriteria yang harus dimiliki ketua RT.

Pertama, Komunikatif

Terbuka pada semua warga tentang kebijakan-kebijakan yang dibuat, mau mengajak berunding atau berdiskusi dan menerima ide-ide dari kalangan yang lebih muda. 

Tidak pernah gegabah memberikan hukuman bila sebelumnya tidak ada kesepakatan.   Dalam hal ini, ketua RT harus berlaku sama pada siapa saja dan tidak membeda-bedakan warga (diskriminasi ).

Kedua, Cepat dan tanggap.

Ketua RT harus punya kepribadian yang cepat dan tanggap. Selalu saja ada kondisi yang membutuhkan keputusan secara cepat agar masalah tidak semakin larut. Contohnya, memberlakukan lockdown, dan kebijakan membantu warga yang sedang isoman.

Ketiga, Suka menolong.

Suka menolong pada siapa saja  adalah sikap yang selalu diidamkan. Menjadi panutan dalam hal empati, mampu menggerakkan kesadaran dan kepedulian semua warga untuk membantu.

Keempat, Inovatif