Mohon tunggu...
dharma simatupang
dharma simatupang Mohon Tunggu... Guru - Guru Fisika SMK N 2 Pematangsiantar

^^Anugrah Ilahi membuat ku membumi^^

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Paradoks Aplikasi Kesehatan Digital: Bertumbuh dengan Nyaman, Apakah Data Kesehatan Sudah Tentu Aman?

7 September 2021   05:10 Diperbarui: 8 September 2021   04:00 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aplikasi PeduliLindungi.(KOMPAS.com/ Galuh Putri Riyanto)

Bocornya data pribadi pasien selain membuat kerugian ekonomi dan juga akan mengganggu jalannya pelayanan, serta membuat nama baik dan kepercayaan publik menjadi rusak, dan akibatnya tentunya perusahaan akan bangkrut.

Kedua, bagi pasien pengguna aplikasi digital kesehatan

Bocornya data pribadi seperti tanggal lahir, nama ibu kandung, nomor telepon, alamat, hingga email pribadi akan dapat digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan modus kejahatan. Misalnya:

  1. Membagikan kata kunci (password), mengakses pinjaman online, membobol layanan keuangan, hingga profiling untuk target politik atau iklan di media sosial.
  2. Seseorang dapat kehilangan pekerjaan atau bahkan terusir dari tempat tinggal jika jenis informasi kesehatan yang sensitif sampai bocor menjadi pengetahuan publik. Seperti pengungkapan bahwa seseorang terinfeksi HIV atau jenis penyakit menular seksual lainnya. Ini dapat menyebabkan isolasi sosial yang berbahaya juga bagi psikologis pasien. 

Saat ini Indonesia belum memiliki Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi

Agar kasus data bocor tidak terulang lagi, pemerintah Indonesia perlu fokus mempercepat dan mengesahkan RUU Perlindungan Data Pribadi.

Hal tersebut sangat penting karena UU ini menjadi dasar bagi para regulator di tingkat pusat dan tingkat daerah hingga tingkat fasilitas pelayanan kesehatan untuk membuat aturan turunannya yang tentunya bersifat teknis yang berguna untuk melindungi data digital pasien.  

Sebagai masyarakat, termasuk saya pribadi memiliki kesadaran untuk melindungi data pribadi yang rendah. 

Hal tersebut terjadi karena masyarakat tidak mempelajari atau memahami yang dinamakan kebijakan kerahasiaan. Termasuklah itu bagian syarat dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan data pribadi. 

Contohnya, saya juga tidak selalu membaca kebijakan privasi pada saat mengakses media sosial tertentu. Bagaimana mungkin saya bisa memahami isi dari kebijakan tersebut. 

Oleh sebab itu sebagai masyarakat, guna meminimalisir kebocoran data kesehatan yang mungkin akan tetap terjadi, masyarakat haruslah meningkatkan pengetahuan dan mempunyai kesadaran akan pentingnya kebijakan privasi atau kerahasiaan data. 

Berikut cara sederhana dan efektif untuk melindungi informasi (utamakan data yang terpenting) dari pembobol data.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun