Mohon tunggu...
Dhany Wahab
Dhany Wahab Mohon Tunggu... Penulis - Lembaga Kajian Komunikasi Sosial dan Demokrasi [LKKSD]

IG/threads @dhany_wahab Twitter @dhanywh FB @dhany wahab Tiktok @dhanywahab

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan Berlalu, Kuota Berkurang

13 Mei 2020   06:40 Diperbarui: 13 Mei 2020   06:46 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meskipun ada keraguan terkait dengan asal muasal narasi seperti berikut " Inilah bulan yang permulaannya (10 hari pertama) penuh dengan rahmat, yang pertengahannya (10 hari pertengahan) penuh dengan ampunan, dan yang terakhirnya (10 hari terakhir) Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka"

Namun tak ada salahnya kita jadikan sebagai motivasi untuk meningkatkan amal ibadah kita di bulan penuh berkah. Kita sudah melewati 10 hari pertama, saat ini kita berada di fase 10 hari kedua dan cepat atau lambat sang waktu ramadan akan pergi meninggalkan kita. Lantas, adakah waktu yang berlalu sudah kita manfaatkan dengan penuh kesungguhan untuk ber-fastabiqul khairat.

Para ulama ahli hadis menegaskan, bahwasannya rahmat dan ampunan Allah itu tidak pernah terputus dan pada Ramadan rahmat dan ampunan Allah dilipatgandakan sebagaimana yang dijelaskan dalam banyak hadis Nabi. Sedangkan pembebasan dari siksa neraka itu berlaku setiap malam, bukan hanya khusus pada 10 malam terakhir.

Esensi dari pesan ini adalah kita mampu meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan kepasrahan untuk menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Manfaatkan setiap desah nafas kita untuk mensyukuri anugerah yang diberikan dengan selalu menorekan amal kebaikan tanpa kenal lelah.

Sebuah ungkapan bijak patut untuk kita renungkan, seandainya jatah umur kita di dunia ini adalah 60 tahun, maka hakikatnya setiap ramadan datang kuota usia kita akan berkurang. Saat kita menyadari bahwa usia makin dewasa merambat tua dan menuju manula maka semangat dan energi kita juga semakin melemah.

Karenanya semasa kita masih diberi kesempatan dan kekuatan di dunia ini harus didayagunakan semaksimal mungkin untuk menebar kebaikan, menanam kebajikan dan merawat ketakwaan kepada Allah SWT. Jangan sampai hidup kita menjadi sia-sia tanpa makna karena terjebak dalam tipu daya perhiasan dunia.

Dari Amru bin Maimun bin Mahran sesungguhnya Nabi Muhammad Saw berkata kepada seorang pemuda dan menasehatinya, "Jagalah lima hal sebelum lima hal. (1) Mudamu sebelum datang masa tuamu, (2) sehatmu sebelum datang masa sakitmu, (3) waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, (4) kayamu sebelum miskinmu, (5) hidupmu sebelum matimu.

Andaikan usia kita bagi dalam tiga fase, dua puluh tahun pertama kita lebih banyak menerima. Sedari bayi hingga kita berajak remaja lebih banyak disuapin oleh orang tua, praktis kita hanya bisa menerima pemberian dari orang lain. Masa-masa dimana ketergantungan diri dengan orang lain masih sangat besar karena kita belum mampu berdikari.

Dua puluh tahun kedua, ketika usia remaja hingga dewasa maka sudah selayaknya kita belajar mandiri dan produktif. Pada rentang usia yang sekarang disebut dengan istilah 'kaum milenial' seharusnya sudah mampu memberi manfaat kepada orang tua dan orang lain di sekitarnya. Inilah masanya bagi kita untuk belajar memberi selain menerima (take and give).

Nah, saat umur kita memasuki fase dua puluh tahun yang ketiga dari usia 40 tahun hingga seterusnya sudah seharusnya kita lebih banyak memberi dibanding menerima. 

Pada masa ini kita dituntut untuk mengganti semua yang pernah kita terima sedari kecil hingga remaja. Kalkulasi seperti ini untuk menimbang apakah hidup kita sudah lebih baik dari perjuangan dan pengorbanan kedua orang tua.

Dalam Surah Al Ahqaf ayat 15 Allah berfirman: ''Kami perintahkan manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, 

sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai 40 tahun ia berdoa: Ya tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah kau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat beramal shalih yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.''

Dalam surah tersebut setidaknya terdapat empat indikator kemuliaan manusia yang seharusnya menjadi identitas orang yang mencapai umur 40 tahun yaitu bersyukur, beramal shalih, bertaubat, dan berserah diri. 

Bersyukur kepada Allah atas karunia umur yang mengantarkannya mencapai angka 40. Bersyukur atas kenikmatan hidup yang telah dianugerahkan Allah baik berupa kenikmatan material maupun nikmat anak keturunan (dzuriyat).

Nabi SAW bersabda dalam sebuah hadisnya, ''Barangsiapa yang mencapai umur 40 tahun dan dosanya lebih berat dari amal baiknya maka bersiaplah memasuki neraka.'' Berserah diri, merupakan permulaan yang pas untuk menapaki usia 40 tahun. Dengan demikian umur 40 tahun dipandang sebagai pencerahan kejiwaan, gerbang cahaya menuju kehidupan yang lebih mulia.

Sama seperti halnya waktu yang terus berlalu, usia kita tak mungkin berputar kembali. Setiap kehidupan pasti akan melaju kencang menuju kematian, tinggal kapan dan dimana kita akan berpulang?

Maka jika pada ramadan ini umur kita sudah di fase terakhir sudah seharusnya kita tidak menyia-nyiakan. Belum tentu kita bisa bertemu kembali pada ramadan tahun depan.

Jatah hidup kita lambat laun berkurang, modal waktu yang kita miliki semakin menipis, jangan sampai kita termasuk orang-orang yang mengalami kerugian. 

Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun