Mohon tunggu...
Dhany Wahab
Dhany Wahab Mohon Tunggu... Penulis - Lembaga Kajian Komunikasi Sosial dan Demokrasi [LKKSD]

IG/threads @dhany_wahab Twitter @dhanywh FB @dhany wahab Tiktok @dhanywahab

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Azan Tak Berkumandang

7 Mei 2020   21:45 Diperbarui: 8 Mei 2020   09:09 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pasca.walisongo.ac.id

Cerita ini aku tulis untuk menandai hari keempatbelas di bulan ramadhan. Selepas sholat subuh aku berbincang dengan beberapa pengurus DKM. Ngobrolin tentang situasi dan kondisi masjid yang sepi jamaah karena pandemi. Dampaknya pemasukan infak sedekah masjid jauh berkurang dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan sebab berpengaruh terhadap minimnya kas untuk operasional. Setiap bulan diperlukan dana sekitar dua jutaan untuk bayar listrik, honor marbot sekaligus petugas kebersihan dan dana tunjangan bagi imam rawatib. Sungguh wabah Corona seakan memporak porandakan seluruh sendi kehidupan hingga kas masjid pun ikut mengalami kegoyahan.

Sejak masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan memang jamaah yang biasanya datang ke masjid lebih banyak beribadah di rumah. Seiring himbauan pemerintah agar masyarakat tetap berada #dirumahsaja. Suara adzan pun jarang berkumandang padahal biasanya sang muadzin lantang menyuarakan setiap waktu sholat tiba.

Kami bersepakat akan mengetuk pintu rumah-rumah warga setiap akhir pekan untuk memberikan kesempatan bagi yang mau menyumbang guna menutupi kebutuhan. Walau bagaimanapun masjid harus tetap memberi pelayanan dan kemudahan bagi orang yang berniat sembahyang. Memohon doa kepada Allah SWT agar selalu memberi perlindungan dan keselamatan dari serbuan virus Corona.

Ditengah ancaman wabah Corona yang menakutkan, masih ada orang-orang yang berusaha merawat dan menghidupkan masjid. Membersihkan setiap jengkal lantai tempat bersujud dan halaman sekitar agar tetap bersih dan terawat. Masjid tempat yang mustajab untuk memohon ampun kepada Sang Khalik yang menciptakan virus ditengah umat manusia. Tak pantas rasanya ditinggalkan saat kita sedang diberi ujian dan cobaan.

Padahal semua belahan bumi dan semua yang ada di dalamnya adalah milik Allâh Azza wa Jalla. Masjid mempunyai keistimewaan dan kemuliaan karena kekhususan sebagai tempat pelaksanaan banyak ibadah, ketaatan, dan qurbah (ibadah mendekatkan diri kepada Allâh).

Jadi, masjid itu milik Allâh semata. Sebagaimana juga ibadah yang Allâh Azza wa Jalla bebankan kepada para hamba-Nya, tidak boleh ditujukan kepada selain-Nya. Masjid adalah tempat terbaik yang ditinggikan kalimat tauhid di dalamnya dan merupakan tempat ditunaikan kewajiban yang paling agung setelah dua syahadat. Oleh karena itu memakmurkannya merupakan kewajiban kaum Muslimin. (https://almanhaj.or.id/6380-keutamaan-dan-kemuliaan-masjid.html)

Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allâh dalam masjid-masjid-Nya. [Al-Baqarah/2:114]

Memakmurkan masjid adalah mencakup semua amal ibadah dan ketaatan kepada Allah Ta’ala yang diperintahkan atau dianjurkan dalam Islam untuk dilaksanakan di masjid. Oleh karena itu, tentu saja shalat berjamaah lima waktu di masjid bagi laki-laki adalah termasuk bentuk memakmurkan masjid, bahkan inilah bentuk memakmurkan masjid yang paling utama.

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allâh ialah orang-orang yang beriman kepada Allâh dan hari akhir. [At-Taubah/9:18]

Situasi seperti sekarang ini bisa menjadi sarana muhasabah untuk kita semua, hikmah apa yang bisa kita dapatkan dari sepinya masjid di musim pandemi. Hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya di benak kita apalagi ini terjadi di bulan ramadhan, bulan penuh keberkahan yang dinantikan setiap orang yang beriman.

Kedaruratan yang memberikan makna bagi kita untuk mentadaburi setiap peristiwa yang terjadi di alam semesta. Manusia hanya bisa berencana dan berusaha, namun Allah SWT yang mempunyai kuasa untuk menghadirkan setiap kehendak-Nya. Maka ketika cobaan dan ujian datang melanda mendekatlah kepada Sang Maha Pencipta sesuai syariat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allâh, maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allâh. [Al-Jinn/72:18]

Kerinduan suara adzan berkumandang, memuji kebesaran Allah SWT, menyeru setiap insan untuk meraih kemenangan. Adzan adalah seruan dan undangan bagi seorang mukmin untuk menjalani isra dan mi’raj menjumpai dan pada saatnya menyatu padu dengan dzat penguasa qolbu. Suara adzan dan jawaban yang mendengarnya memperbaharui ikrar dan keimanan seseorang.

Sesudah adzan dikumandangkan dilanjutkan dengan doa sebagaimana yang sudah kita hafal. Doa sesudah adzan tersebut intinya untuk mengingatkan kelemahan kita sebagai hamba dan keagungan Allah SWT yang wajib disembah. Tiada penyelamatan tanpa peribadahan. Esensi ibadah adalah doa dengan sepenuh jiwa raga memohon pertolongan dari Illahi Robbi.

Doa adalah senjata orang mukmin. Doa merupakan kebutuhan kita yang hakikatnya merupakan hamba yang selalu bergantung pada Allah. Namun, sebagian dari kita masih banyak yang malas berdoa ataupun ragu dan tidak yakin pada doanya sendiri, padahal Allah Ta’ala telah berfirman,

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka, hendaknya mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.“ (Q.S Al-Baqarah: 186)

Adzan tetaplah berkumandang, memanggil setiap orang-orang beriman untuk memanjatkan doa pada yang Maha Kuasa. Meminta pertolongan agar virus Corona segera menghilang. Kami merindukan ramadhan tanpa rasa cemas dan ketakutan. Waallahu a’lam bishawab.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun