Mohon tunggu...
Dhani Wahyu Maulana
Dhani Wahyu Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Cukup Aku Dan Rabb-ku Yang Tahu

Aqidah and Islamic Philosophy Student at Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kehilangan Semangat dalam Menebar Kebaikan? Berikut Solusinya

24 Juli 2021   13:06 Diperbarui: 24 Juli 2021   13:11 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu’alaikum, sobat kebaikan.

Tak sedikit dari manusia di muka bumi yang patah semangat dalam menebar kebaikan di tengah perjalanan dakwah (futur), entah itu sebagai content creator, da’i, aktivis, pemimpin, maupun pebisnis, dan lain sebagainya. Ia menjadi bimbang untuk melanjutkan amal baiknya lantaran mendapatkan gangguan dari diri senidri maupun orang lain yang melemahkan semangatnya.

Kebetulah penulis merupakan salah satu kader Lembaga Dakwah Kampus Syarif Hidayatullah  Fakultas Ushuluddin (LDKS-FU) di Divisi Keilmuan. Dan pada pagi hari ini, 24 Juli 2021, diadakan Musyawarah Semester Genap yang dimana terdapat taujih dari Sekjen LDKS UIN Jakarta 2020, Irfan Abdillah, dengan tema “Bangkitkan Ghiroh Dakwah Untuk Menggapai Jannah.”

Nah, dalam taujih tersebut beliau memaparkan solusi bagi kader dakwah, tak terkecuali segala jenis penebar kebaikan untuk terus membakar semangat dakwah yang berdasarkan pengalaman beliau selama berproses di LDKS. Maka kemudian penulis ulas kembali poin-poin pentingnya dalam artikel ini. Apa aja solusinya? Yuk simak penjelasan berikut!

1. Perbaiki Niat

Sebagaimana dalam sebuah hadist nabi bahwa segala sesuatu tergantung niatnya, maka perlulah kita mengingat kembali niat dan tujuan kita dalam memulai amal kebaikan. Mengapa? Karena tak jarang seseorang melupakan tujuan awalnya, atau bisa pula muncul tujuan-tujuan baru saat berproses yang menomorduakan tujuan awal.

Dan ingatlah ungkapan Imam Sufyan Ats-Tsauri, “Tidak ada yang lebih sulit kubenahi selain niat. Karena ia selalu berubah-rubah.”

2. Mentorship

Dari kata mentor yakni pembimbing. Sejatinya, kita membutuhkan seorang pembimbing dalam menebar kebaikan. Maka tak jarang para petinggi memiliki seorang penasiat, mahasiswa memiliki dosen, santri memiliki mudabbir dan ustadz, dan lain sebagainya. Akan tetapi kita juga mampu mencari mentor kita sendiri dalam keadaan non-formal dan fleksibel.

Kita bisa menjadikan alam semesta sebagai mentor kita, teman seangkringan, keluarga, doi (bagi yang punya :v), dan bahkan kita bisa menjadikan diri kita sendiri sebagai mentor. Dengan adanya mentor, gerakan menebar kebaikan kita menjadi lebih jelas, terarah, dan terevaluasi dengan baik.

Sebagaimana dalam sebuah pepatah arab, “Khair al-Ashhaabi man yadulluka ‘Alaa al-Khairi”.

Artinya "Sebaik-baik sahabat adalah yang menunjukkan kita kepada kebaikan."

3. Kerja Sama Tim

Sudah tidak diragukan lagi bahwa Team Work adalah factor penting sebuah keberhasilan. Telah banyak bukti historis mengenai keunggulan dari kerja sama tim yang menjadi salah satu factor utama keberhasilan seperti kemenangan pasukan Thalut pada masa nabi Dawud Alaihi al-Salaam dan kemenangan perang Badar yang dimana keduanya memiliki jumlah pasukan jauh lebih sedikit dari pada yang dilawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun