Mohon tunggu...
Dhani Apriandi
Dhani Apriandi Mohon Tunggu... Notaris - Seorang Notaris

Bukan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Nona

24 Januari 2019   11:38 Diperbarui: 24 Januari 2019   11:51 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aiiih, Nona. Parasmu sudah menyita perhatian Abang. Mengombang-ambingkan jantung Abang walau sudah di atas dipan sekalipun.

Rasanya, baru saja kita bertatap muka, Nona. Kurang lebih 1 jam yang lalu, kau menatap mata Abang dalam-dalam dan lekat-lekat sampai membuat Abang gelagapan meneruskan obrolan yang sempat hangat.

Sungguh, Abang tak sanggup jika harus berlama-lama tak jumpa dengan kau, Nona. Namun, aneh. Ketika tiba masa jumpa itu, malah Abang yang tak sanggup berlama-lama jumpa dengan kau.

Nona, tahukah kau bahwa jika sedikit lebih lama lagi kau tenggerkan senyum itu, barangkali bisa lenyap seluruh kemampuan berbicara Abang. Mendadak lupa Abang bagaimana caranya berbicara. Kata orang-orang, barangkali itu yang dinamakan dengan "Kelu". Semua itu karena manismu lebih daripada gula tebu, Nona. Pinta Abang, jangan pernah sekalipun kau sunggingkan senyum itu ketika sedang berjalan. Sebab, orang gila sekalipun akan tergila-gila kepada kau, Nona.

Oooh, Nona. Abang tak ingin berfantasi apalagi bermimpi untuk memiliki kau. Bagaimana ingin berfantasi kalau hanya dengan memikirkan kau saja, pikiran Abang sudah tenggelam dalam kekacauan. Bagaimana pula ingin bermimpi karena kau sudah membuat Abang mengidap insomnia.

Kalau sudah seperti ini, Abang harus bagaimana, Nona?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun