Mohon tunggu...
Dyan
Dyan Mohon Tunggu... wiraswasta -

https://dhamayati.blogspot.com https://www.facebook.com/justmylucky 'Biarlah melalui kegelapanku, orang lain melihat Terang'

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Bumi Bergetar, Air Laut pun Berontak

1 Oktober 2018   09:47 Diperbarui: 1 Oktober 2018   10:01 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika kokok ayam jantan pamer keperkasaan , kelopak mata terbuka bersama datangnya fajar. Seketika darah berdesir kencang mengguncang jantung mendekati titik limit, bayanganku ada di langit-langit kamar, langit-langit kamarku tiba-tiba bergetar hebat .


Belum hilang rasa heran,tiba-tiba'' brakkkk' kamar tempat aku bergolek runtuh, seketika  tubuhku terpelanting darah mulai menetes, beruntung aku masih punya tenaga untuk berlari keluar ruangan . Aku mengusap mata dengan punggung tangan tanda tak percaya, menebar pandangan ke seluruh ruangan semuanya telah berantakan .


Segera aku melompat dengan sisa-sisa tenaga, ' braaakkk'' seketika lantaipun bergerak, tubuhku oleng dan darah semakin deras mengucur dari telapak kaki berbaur bersama pecahan kaca yang di akibatkan getaran bumi .Aku semakin lunglai ,darah terkuras, secepatnya aku meninggalkan rumah tak peduli lagi ketika perih kaki semakin menjadi, setiap langkah dengan bunyi pecahan kaca lantai, darahpun semakin deras mengalir, aku meraih gagang pintu.


Dengan tenaga yang tersisa ,aku buang tubuhku keluar rumah, berharap menemukan kembali duniaku . Tapi apa gerangan , 'brakkkk' tubuhku terbanting di atas rerumputan, berguling-guling dengan air laut yang tiba-tiba datang menerjang, halaman rumah semua sudah terendam air. Tak ada lagi tempat berpijak , tempat bernaung , tempat berpegangan, semua tempat  membuat luka berdarah mengerikan.


Tiba-tiba, hidungku mulai berdarah, ternyata udara yang aku hirup telah berbaur dengan butiran  pasir yang terbawa gelombang air laut masuk ke labirin paru-paru dan merobek setiap jengkal syaraf...nyeri tak terkira. 


Sambil menahan nyeri, telingaku sempat mendengar, mataku sempat melihat untuk terakhir kali, rintihan tetangga mengalami hal yang sama, tubuh berdarah dengan banyak luka-luka hingga membuat nafasku tersengal dan berhenti untuk selama-lamanya akibat getaran bumi yang dahyat disertai gelombang air yang datang di lautan .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun