Mohon tunggu...
Thomas Dewo A
Thomas Dewo A Mohon Tunggu... -

Hanya seorang pencari jati diri

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mendobrak Persepsi Dangkal "Gamers"

19 September 2015   19:31 Diperbarui: 19 September 2015   19:31 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                         

                                               Sumber Gambar diakses pada 19 September 2015 pukul 16:20 

Setiap orang setelah lelah beraktivitas dengan hal berat tentu membutuhkan istirahat atau setidaknya melakukan aktivitas yang lebih ringan dan menghibur. Setiap orang memiliki cara masing-masing dalam mencari hiburan yang tepat bagi dirinya. Ada yang pergi berlibur dengan keluarga atau teman, ada juga yang memilih diam di kos atau rumah untuk sekedar online atau menonton televisi. Namun, ada juga beberapa orang yang memilih untuk bermain game online karena tidak memiliki biaya, transportasi, dan semangat untuk pergi jalan-jalan, dan menganggap diam menonton televisi itu kegiatan membosankan. Orang-orang yang seperti biasa kita sebut gamer.

DotA 2 (Defense of the Ancient 2)- Tentu sebagian besar penggemar game bertipe Multiple Online Battle Arena (MOBA) kenal dengan game garapan Valve yang bekerja sama dengan Steam sebagai distributor game digitalnya yang merupakan sekuel dari Defense of the Ancient mod pada Warcraft 3. Permainan yang menekankan pada pertarungan dua tim yang masing-masing tim terdiri dari lima orang ini untuk bekerja sama dalam menghancurkan sebuah bangunan utama memang sudah menarik minat banyak orang-orang dari berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan sumber http://www.polygon.com/2015/2/15/8042171/dota-2-concurrent-users-million-steam-pc, dilansir bahwa pada 15 Februari 2015, jumlah pengguna yang mengakses secara bersamaan berjumlah kurang lebih satu juta orang. Meskipun berjumlah fantastis dari segi penggunanya, namun kita belum bisa lepas dari anggapan bahwa gamers hanyalah sekumpulan orang-orang yang malas dan kurang mempunyai masa depan yang cerah. Padahal seperti yang kita tahu game juga dapat memunculkan peluang bisnis, salah satu contohnya adalah diselenggarakannya "DotA 2 The International" yang merupakan turnamen bergengsi di dunia DotA.

Mungkin jika anda melihat gambar di atas, anda akan bingung apa hubungan gambar di atas dengan topik yang saya bawakan. Gambar di atas yang saya ambil dari sumber https://www.facebook.com/DotaWatafak/photos/pb.367600473348887.-2207520000.1442641763./367601050015496/?type=3&theater merupakan salah satu pemilik akun di Youtube yang bernama Dota Watafak. Akun yang bergabung di Youtube sejak 31 Januari 2013 ini sudah menghasilkan video-video rekaman hasil permainan DotA 2 mengenai hal-hal unik, konyol, dan luar biasa yang dilakukan oleh pemain DotA 2 sebanyak lebih dari 130 video dengan memiliki total kurang lebih satu juta subscribers dan kurang lebih dilihat sebanyak 226 juta kali (Sumber https://www.youtube.com/user/DarduinMyMenlon/featured). Akun yang dibuat oleh dua pria berkebangsaan Spanyol, Darduin dan Martius. Akun atau channel Youtube inilah contoh bagaimana bermain game tidak hanya sekedar Main-Menang/Kalah-Selesai. Saya akan mencoba mengkaitkan Channel DotA Watafak ini dengan salah satu teori komunikasi yaitu Agenda Setting.

Agenda Setting sendiri jika dilihat dari salah satu asumsinya, menurut McCombs dan DL Shaw (1972), jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.

                                         Sumber diakses pada 19 September 2015 Pukul 19:11

Dua orang gamers pembentuk channel tersebut dapat diposisikan sebagai media dan penontonnya sebagai khalayak. Darduin dan Martius yang bermodalkan keahlian dalam bidang editing video dan aplikasi berjenis after effect ini menekankan pada tema yang sama yakni hal-hal unik dalam DotA yang mereka kemas dengan tulisan, gambar tambahan, musik yang tepat pada pergerakan karakter dalam permainan tersebut pada video-video mereka yang dapat menghibur orang-orang, baik pemain DotA itu sendiri ataupun orang lain yang mencoba memahaminya. Penonton sebagai khalayak pun akan memberikan penilaian sendiri apakah video-video yang dibagikan channel ini memiliki makna atau tidak. Saya sebagai khalayak menilai bahwa video-video tersebut menginformasikan bahwa gamers dalam kegiatannya tidak harus selalu Main-Menang/Kalah-Selesai. Hasil dari permainan kita yang merupakan fitur dari DotA 2 berupa unggah rekaman dapat kita kreasikan menjadi karya yang dapat menghibur orang-orang.

Jadi untuk orang-orang yang awam mengenai dunia game, jangan selalu berpikir bahwa gamers itu hanya membuang waktu saja, dan untuk para gamers, mari kembangkan kreatifitas kalian dalam hobi yang kalian dalami, jika dilihat dari channel DotA Watafak yang memiliki jutaan subscribers dan ratusan juta kali ditayangkan, bukan tidak mungkin para pengiklan akan tertarik pada channel tersebut dan bisa menjadi sumber penghasilan pula.

Sumber Referensi:

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: RajawaliPress

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun