Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Daripada Terbuang, Makanan Berlebih Lebih Baik untuk Dibagi!

20 Juli 2021   01:14 Diperbarui: 20 Juli 2021   16:25 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: haibunda.com

Di masa pandemi ini, banyak orang yang tergerak untuk berbagi, kan?

Bahkan, gerakan ini semakin deras akhir-akhir ini yang bentuknya bermacam-macam, sampai-sampai Presiden Jokowi turun tangan.  Ada yang berupa uang, sembako, pokoknya apa pun yang cukup buat kebutuhan sehari-hari.

Bagi kaum yang terpukul karena kehadiran virus yang tak kasat mata ini, bantuan ini sudah pasti sangatlah berarti. Setidaknya, rupiah yang dihasilkan bisa tetap bertahan untuk beberapa hari ke depan, itupun kalau dihemat!

Dalam perayaan Idul Adha juga begitu. Yang kutangkap ensensinya juga sama; berbagi. Kalau sampai menemukan ucapan selamat dengan mohon maaf lahir dan batin, duuh kalimatnya salah alamat nih.

Memang, bukankah berbagi itu berarti mengorbankan sebagian harta kita untuk yang membutuhkan? Kalaupun yang kita punya menumpuk, mementingkan ego diri tanpa melihat kanan kiri yang miskin, mereka bakal mati kelaparan karena dirinya sendiri yang tak peduli!

Ujung-ujungnya, alih-alih bahagia, dirinya akan dilanda kesedihan dan peyesalan. Apalagi tetangga adalah orang pertama yang dimintai bantuan dari kita. Jika dirinya yang enggan peduli, bakal dicuekin sama si dia, mau?

Ahh, kenikmatan berbagi bukanlah sebatas daging yang toh, bisa habis tak sampai seminggu, apalagi kaum papa, itu adalah saat "pesta" yang SANGAT-SANGAT MEVVAH. Tapi tantangannya, bisa tidak mereka memenuhi raga mereka dengan makanan yang "berharga" setiap hari, sepanjang tahun?

***                                                                       

Di masa PPKM Darurat kayak sekarang--- yang menurutku adalah reinkarnasi PSBB dengan berbagai perubahan kecil---banyak kok yang merasa dibatasi pergerakannya, gak boleh kerja di luar kecuali work from home, bahkan roda pendapatan yang lain langsung berhenti.

Di sisi lain, aku merasa sedih dengan sisa makanan di rumah. Basi? Eman-eman! Kalaupun itu terjadi, selain membebani Bumi yang semakin susah dengan banyaknya sampah, itu sama saja menutup peluang untuk menjadi berkat bagi orang miskin!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun