Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Bosan Menulis Itu Berbahaya!

23 November 2020   19:08 Diperbarui: 28 November 2020   19:07 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (foto oleh: Ylanite Koppens)

Sebab, menurut yang kudengar di siaran radio Smart Happiness, motivator Pak Arvan telah membaginya jadi tiga stadium, terus "penawar" yang memberi solusinya.

STADIUM RINGAN
Kebosanan yang ringan dan sifatnya teknis; yang melakukan sesuatu yang sama secara terus-menerus. Contoh kecilnya, makan nasi dan lauk gorengan setiap hari-setiap minggu, tak pernah ganti dengan makan sayur, buah-buahan, sop, dan sebagainya.

Menulis pun juga begitu, apalagi yang penulisnya itu spesialis dalam bidang tertentu; karena tak ada yang bisa dituliskannya selain bidang itu. Misalnya, kemarin menulis politik, besoknya lagi menulis lagi tentang politik, dan begitulah seterusnya.

Duuh, kalau itu terjadi, apa salahnya ya, sekali-sekali menulis cerpen atau puisi, terlebih yang merasa bisa dalam menulis fiksi? Atau, ganti topik atau bidang lainnya, terlebih yang lagi hangat-hangatnya?

Beranilah dalam beradu karya, dan jangan sungkan belajar dari yang lebih jago darimu. Kalau untuk penulis yang generalis alias menulis yang topiknya beraneka ragam, rasanya tidak masalah, ya.

Atau, di sela-sela kegiatan menulis, bisa kok melakukan yang lain, seperti memasak menu kesukaan atau membaca buku favorit.

STADIUM SEDANG
Kalau kalian terjangkit level kebosanan yang satu ini, itu artinya sudah merasuk ke ranah mental. Jadinya, ini bukan masalah teknis lagi, ini masalah kemampuan!

Sebenarnya, ini kabar baik kok untuk kalian, karena artinya kemampuannya sudah meningkat. Masalahnya, tantangan yang diberikan itu masih begitu-begitu saja.

Okelah, saya kasih umpamanya dalam kepenulisan. Kalian sudah tahu menulis yang berkualitas kayak gimana, dan kalian berhasil melahirkan karya yang bermutu. Tapi, kalian masih menulis artikel pendek---yang harusnya kalian uraikan dengan lebih mendalam, rasanya gimana gitu.

Makanya, biar lebih bersemangat lagi, ayolah, buat tulisan yang berkualitas yang lebih baik daripada ini!

Apalagi setelah melihat penulis-penulis hebat yang sering dihargai lebih, atau bertarung melawan tulisan-tulisan jagoan yang diperlombakan, harusnya jadi bahan bakar yang membuat jiwanya bangkit untuk menulis dan menulis lagi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun