Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Seandainya Makanan Bisa "Cuci Gudang"

16 Oktober 2020   07:01 Diperbarui: 17 Oktober 2020   09:42 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Unsplash

Ada satu hal yang membuatku bertanya-tanya dalam hati, di hari Pangan Sedunia ini.

Hmmm, tentang Makanan Kadaluarsa, kan, Iya, apalagi?

Soal itu, memang wajar kalau sudah lewat batas waktu, makanan itu akan dibuang, tak peduli jenis apa makanannya. Tak boleh berniaga lagi apa pun alasannya!

Menurut Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, Gizi dan Pangan, pasal 23 (e),  memang sudah jelas, dilarang mengedarkan barang yang sudah kadaluarsa.

Apalagi makanan kaleng, itu lebih mengerikan karena berisi bakteri  Clostridium botulinum yang siap meracunimu kalau termakan!

Tapi, bukankah makanan yang kadaluarsa justru nambah beban bagi Indonesia per tahunnya, di mana menurut Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Mark Smulders, ada 13 juta metrik ton makanan yang terbuang di persada Nusantara ini?

Ditambah lagi dengan data dari Economic Intelligence Unit (EIU) pada tahun 2016, yang mana menempatkan negeri kita sebagai nomor dua terbanyak dalam urusan sampah makanan, setelah Arab Saudi. Duuh, memprihatinkan.

Namun, tak ada kata terlambat untuk itu. sekarang, kita tarik mundur ke belakang.

Pernah dengar istilah "Cuci Gudang", kan? Iya, jual barang-barang lama dengan harga yang lebih murah. 

Saya sendiri pernah beli kebaya dan batiknya dari cuci gudang itu, di supermarket lokal di kota dengan harga hanya Rp 150 ribu. Sudah berkurang drastis dari harga asalnya yang menyentuh lebih dari 600 ribu rupiah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun