Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Desa yang Sulit Berlepas Diri dari Kantong Plastik

13 Juli 2020   05:41 Diperbarui: 14 Juli 2020   19:50 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membawa belanjaan dengan kantong plastik. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Bahkan, lewat pemimpin yang sayang sama keadaan alam, juga mengantarkannya untuk membuat kebijakan yang ramah lingkungan, termasuk mengeluarkan peraturan yang melarang kantong plastik tadi!

Tapi, daripada nunggu lama, tentu warga desa bisa melakukan aksi secara mandiri. 

Di pasar-pasar desa misalnya. Dulu, membungkus makanan pakai daun atau besek bambu, bukan? Pakai saja kedua hal itu, toh terbuat dari bahan alami alias tumbuh-tumbuhan. 

Bisa juga tuh, pemilik warung atau toko buat kebijakan berserta ketegasan yang diterapkan di dalamnya; setiap yang berbelanja WAJIB membawa kantong belanja dari kain dan pengumumannya ditempel di pintu masuk toko. Ya, kayak semacam himbauan di minimarket ternama di kampung tetangga, lah. Jadi, di tempat tersebut, kantong plastik tidak tersedia.

Nah, walaupun kecil dan dilakukan oleh sedikit penduduk desa, tetap saja lingkungan berterima kasih. Namun, itu belum apa-apanya dibanding kebijakan resmi dari pemerintah daerah untuk melarang penggunaan kantong plastik untuk penduduk desa.

Jadi, sekali lagi, kuberharap komitmen dan keberaniannya oleh kepala daerah untuk menjaga lingkungan, melalui visi-misi dan realisasinya. Sehingga seluruh desa di Indonesia baik di daratan maupun di pinggir lautan, BEBAS dari sampah.

Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun