Tahu Sir Isaac Newton, kan? Ilmuwan fisika dari Inggris yang berhasil menemukan teori tentang gaya gravitasi, setelah dia mengamati buah apel yang jatuh dari pohonnya. Iya, itu ini salah satu contohnya!
Biasanya, para penemu konsep ilmiah maupun teknologi, inilah yang dielu-elukan oleh dunia. Tak hanya itu, dunia pun berterima kasih pada mereka.
Karena kalau mereka tidak terlahir di muka bumi, mana mungkin kita bisa menikmati kemudahan di era sekarang, bahkan teori dari penemunya bisa langsung dinikmati di sekolah-sekolah lewat buku-buku pelajaran?
Malah, kitalah yang kelablakan di era pandemi Virus Korona, mengulang apa yang dialami oleh pendahulu saat wabah Maut Hitam nan menakutkan.
Sama kalau membuat karya, semisal artikel, puisi, maupun cerpen dan novel, toh bersumber dari apa yang dialami alias pengalaman. Tahu gak, proses pengalaman itu seperti apa?
Ambil contoh, kamu yang belum pernah ke Bandung.
Ketika ada kesempatan yang mengharuskannnya untuk pergi ke sana, kamu akan melaluinya bersama waktu; membiarkan indra dan tubuhmu bisa berkontak dengan lingkungannya, saat melewati dan merasakannya secara langsung.
Sepulang dari sana, baru deh, kamu dapat pengalaman baru saat berkunjung ke Kota Kembang itu, ya karena adanya stimulus yang dihasilkan dari indra hasil berkontak, yang akan mempertautkan kabel-kabel saraf (neuron) di otakmu!
Baca juga: Hal-hal Baru, adalah "Monster" yang Harus Ditaklukkan
Tapi, gak cuma sebatas berkunjung ke tempat baru sih. Karena setiap saat adalah waktunya untuk menimba pengalaman. Selagi kalian masih hidup, berarti indra dan tubuh kalian masih berfungsi, bukan? Dan, itu modal untuk menangkap apa yang dirasakannya!
Memang, masing-masing kita ini hidupnya berbeda. Beda tempat, musim, pilihan hidup, obrolan, bahkan momen dan orang lain yang dijumpai. Jangan heran kalau pengalamannya berbeda satu sama lain, karena apa yang ditangkap oleh indra, menentukan apa yang dialami.
Asal tahu saja ya, apa yang didapatkan lewat berkontak dengan lingkungan, baik pengalaman, maupun mengolah hasil pengamatannya dari lingkungan menjadi teori ilmiah sehingga menjadi ilmu baru, inilah orang pertama yang menjadi titik nolnya.
Dengan kata lain, karya-karya mereka yang dituliskan dari hasil kontak lingkungan dan analisisnya secara langsung, inilah puncak di mana pengetahuan bermula. Sekaligus, menjadi sumber orisinalitas yang sejati.