Tapi ah, enggak mungkin. Ini 'kan masa lalu. Cukup sampai di sini saja perhelatannya. Ngapain diulang-ulang terus?
Saat ini suasana euforia masih menghangat padahal kita telah ditinggal Asian Games seminggu yang lalu. Bulan ini pun sudah masuk masa-masa rentan tatkala aroma persaingan capres muncul lagi dan lagi.
Ah, politik memang menggoda. Lebih-lebih bulan ini juga bakal mulai berkampanye untuk pilpres 2019. Duuh...duuhh...
Makanya, mempertahankan rasa keriaan yang kuat karena pengaruh Asian Games enggak bakal mudah. Tuh, karena politik tadi. Apalagi selama ini, tayangan paralimpik itu, tidak seksi di mata (sebagian) orang. Penyiaran-penyiaran swasta pun begitu. Kalau nayangin atlet (maaf) cacat lagi bertanding, siapa yang mau nonton?
Nah, untung aja sisa-sisa demam olahraga masih ada, dan langsung dimanfaatkan oleh panitia pelaksana multievent selanjutnya. Prinsipnya, kalau suatu event multicabang selesai, langsung sambung dengan yang lain. Ya, begitulah, tapi, dengan catatan harus mengubah paradigma dulu!
Begini, kita tentu harus meneruskan energi yang tercipta pada saat perhelatan Asian Games ke-18 yang telah berlalu. Bahkan, malah harus mempertahankan euforia itu. Namun, mengingat yang bertanding adalah atlet berkebutuhan khusus, energi itu harus disempurnakan lagi dengan menambah bumbu-bumbu inspiratif supaya tontonan olahraga tetap menarik untuk dinikmati dan menjadi inspirasi untuk berbuat lebih baik lagi.
Itulah kenapa motto (ingat ya, motto, bukan slogan!) pada ajang Asian Para Games ke-3 di Jakarta sedikit berbeda, yakni The Inspiring Spirit and Energy of Asia.
***
Hmmm, diriku jadi teringat waktu pemimpin kita dulu menjadikan olahraga sebagai nation buliding. Terus, membangkitkan nasionalisme dan mempersatukan kelompok yang berseteru dan terpecah belah.
Buktinya, pas Asian Games 2018 lalu, orang pada rame-rame dukung Indonesia dan lupa bahas asal-usul individu, lebih-lebih politik yang sebagiannya bikin muak.
Imbasnya, tak ada demo di sana-sini. Semua terlarut dalam kebahagiaan bagaimana kita di bawah bendera yang satu.