Mohon tunggu...
Dewi Sulistyawati
Dewi Sulistyawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

لا يعرف الفضل لأهل الفضل إلا ذو الفضل @dewisulistyaa_21

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerakan Mu'tazilah sebagai Salah Satu Penghancur Dinasti Umayyah

29 Oktober 2019   18:19 Diperbarui: 29 Oktober 2019   20:58 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 kemajuan dalam Dinasti Umayyah yang telah kita ketahui seperti berkembangnya bahasa Arab, berkembangnya ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi yang harus kita pelajari. namun dibalik kemajuannya terdapat kehancuran. Faktor yang terjadi baik dari internal maupun eksternal. Dinasti ini runtuh pada tahun 750 M, kemudian digantikan oleh Bani Abbasiyah. Gerakan Mu'tazilah merupakan salah satu diantara gerakan-gerakan perlawanan pada masa Dinasti Umayyah. Gerakan ini bersifat keagamaan, tidak membuat pasukan perang bahkan tidak pernah menggunakan pedang. Gerakan ini seperti dengan madzhab khawarij. Masih banyak golongan yang muncul dalam gerakan ini, misalnya Mur'jiah, Jabariyah dan Mu'tazila sendiri.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Bani Umayyah melemah dan membawa kepada kehancuran, diantaranya:

1. Latar belakang Bani Umayyah tidak lepas dari konflik poilitik pada masa Ali bin Abi Thalib, dan banyak perlawanan dari golongan oposisi. 

2. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah suatu tradisi baru bagi Arab yang menekankan pada aspek senoritas. Yang membuat terjadinya perang saudara dikalangan anggota keluarga istana.

3. Terjadi pertentangan antaraetnis, antarsuku, dan status golongan mawali.

4. Pertentangan etnis antara suku Arab utara dan Arab Selatan.

5. Lemahnya pemerintahan Bani Umayyah disebabkan oleh kehidupan mewah di lingkungan istana, sehingga para penerusnya tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan untuk mewarisi kekuasaan.

6. Penyebab langsung tergulingnya dinasyi ini adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas bin Abdul Muthalib. 

Dikutip dari Buku Sejarah Peradaban Islam Terlengkap, Rizem Aizid, cet-1, Yogyakarta: Diva Press, 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun