Mohon tunggu...
Dew
Dew Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa.

Suka menggambar dan menjahit.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Cerita Tentang Pengelolaan Sampah

6 Agustus 2023   21:10 Diperbarui: 11 Agustus 2023   22:06 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sampah di Pinggir Jalan (Sumber: Doc. Pri)

Sampah, si sumber masalah.

Dibiarkan menumpuk, menjadi sarang penyakit, menyebabkan banjir. Dibuang begitu saja atau dikubur, merusak kesuburan tanah. Dibuang ke sungai, merusak ekosistem sungai dan laut. Dibakar, kualitas oksigen menurun. Serba salah.

Di daerah perkotaan, barangkali sudah ada solusi pengelolaan sampah, yaitu dengan iuran sampah per bulan atau mingguan. Seminggu sekali sampah rumah tangga dijemput menuju pusat pengumpulan sampah kemudian dikelola di sana.

Meskipun begitu, masalah buang sampah sembarangan tetap saja ada. Sampah di rumah teratasi, namun di pinggir jalan, di halte bus, di jalanan sepi, sampai hutan masih banyak terlihat sampah berserakan.

Bahkan tak jarang menjadi tujuan pembuangan sampah sembari lewat dini hari menuju tempat kerja (umumnya jauh dari lingkungan tempat tinggalnya). Tanda dilarang buang sampah justru seperti rambu hijau. Bukan hanya di perkotaan yang notabene padat penduduk, namun juga wilayah pedesaan.

Ilustrasi Sampah di Pinggir Jalan (Sumber: Doc. Pri)
Ilustrasi Sampah di Pinggir Jalan (Sumber: Doc. Pri)

Solusi lain yang sudah ada selain truk sampah keliling, salah satunya adalah pengepul sampah yang membeli limbah rumah tangga dengan menghitung sampah per kilogram.

Hal ini cukup membantu pengendalian sampah rumah tangga, masyarakat "menabung" limbah rumah tangga, kemudian memperoleh bayaran atas tabungan tersebut.

Sampah-sampah seperti botol plastik, kardus atau buku bekas, alat elektronik bekas, biasanya dihargai sekitar 2.000 rupiah per kilogram. Tergantung harga dari pengepul, jika sedang banyak permintaan harga bisa sedikit lebih tinggi, jika tidak, maka harga bisa jauh lebih rendah, terkadang bahkan pengepul tidak menerima limbah tertentu jika permintaan sedang turun.

Biasanya selain pengepul sampah keliling yang membeli sampah per kilogram, ada pula pengepul yang menggunakan sistem barter, semisal ditukarkan dengan perabot rumah tangga, seperti mangkuk, gelas, dan sebagainya, bahkan ada pula yang ditukarkan dengan minyak sayur.

Selanjutnya ada bank sampah.

Beberapa di antaranya ada di komplek-komplek perumahan yang biasanya ditempatkan di setiap gang, tetapi baru secara khusus menargetkan sampah botol minuman saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun