Mohon tunggu...
Dewi Rayyan
Dewi Rayyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta

Seseorang yang sangat termotivasi untuk mengembangkan kemampuan dan skil secara profesional. Menyukai hal-hal baru terutama dalam konteks sosial. Love music a lot.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kasus Krisis Rusia-Ukraina

5 Oktober 2022   03:40 Diperbarui: 5 Oktober 2022   03:45 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aktor dan Kepentingannya

  • Kepentingan Russia

Jika kita mendalami terhadap konflik yang terjadi kita akan   menemukan   dua   poin   penting   yang   merujukan   kita   kepada   kepentingan Rusia yaitu pelabuhan dan gas alam. Dua poin ini akan menuntun kita mendalami kepentingan Rusia dibalik tindakannya   yang   masih   dipertanyakan   oleh sebagian besar orang. Pada   poin  yang   pertama  yaitu   pelabuhan,   akan   menuntun  kita   pada  segi ekonomi Rusia. Pada segi ekonomi Rusia terutama dalam hal perdagangan jalur laut diketahui  sebagian besar  perdagangan  yang dilakukan melewati jalur Utara meliputi pelabuhan  Kaliningrad, Murmansk, dan Saint  Petersburg, jalur yang ditempuh kapal – kapal untuk berlayar tergolong sangat jauh karena mereka harus memutari   hampir   setengah   negara   Rusia   untuk   mencapai   tujuannya,   sehingga menyebabkan   keterlambatan   atau   keterhambatan   dalam   proses   perdagangan terutama   perdagangan   jalur   laut.   Hal   ini   juga didukung pada   segi   kemiliteran Rusia khususnya mengenai Armada Laut Hitam karena dengan keterbatasan Rusia mengenai pelabuhan ditambahkan   juga   sebagian   besar   pelabuhan   Rusia  tidak cukup   untuk   menampung   seluruh   Armada   Laut   Hitam   seperti   Pelabuhan Novorossiysk   yang   diikuti   dengan   pembangunan   infra struktur   yang   kurang memadai.

Pada segi ekonomi dan militer ini pada akhirnya menjadi alasan Rusia untuk mengintervensi konflik Ukraina dan menganeksasi Crimea, di mana fokus Rusia   yaitu   pada   pembahasan   sebelumnya   mengenai   pelabuhan   Sevastopol, mengingat kembali sebagian besar wilayah Timur dan Selatan Ukraina termasuk dengan Crimea merupakan orang – orang berketurunan etnis Rusia menjadi alasan lain  bagi   Rusia   untuk   dengan   mudah   untuk   menggenggam   pelabuhan   tersebut tanpa membayar atau membuat kontrak dengan Ukraina mengenai perihal Armada Laut Hitam, di satu sisi juga keuntungan yang didapat oleh Rusia menjadi dua kali lipat karena mengingat dengan  aneksasi   Crimea   terhadap   Rusia yang didukung oleh referendum Crimea pada tahun 2014 mengenai Crimea memisahkan diri dari Ukraina   dan  bergabung   dengan   Rusia   dengan  hasil   keputusan   96,6%,  akan membuka   jalur   perdagangan   baru dan jendela   baru   bagi   pertumbuhan   dan perkembangan   ekonomi   Rusia,   perdagangan   yang   sebelumnya  harus   melewati sebagian   besar   jalur   Utara,   dengan  adanya   Crimea  merujuk   pada  Pelabuhan Sevastopol   membawa   banyak   keuntungan   bagi   Rusia,   sekalipun   referendum tersebut tidak bersifat legal karena ditolak oleh 193 negara di majelis umum PBB. Pada poin  yang   berikut  yakni gas alam,  akan   membawa kita pada tindakan Rusia   untuk   mengejar   kepentingan   dalam   hal   pengaruh   geopolitiknya   pada kawasan Eropa. Rusia dikenal sebagai salah satu pemasok energi terbesar di dunia, di   mana   dengan   gelarnya   ini   diketahui   Rusia   memanipulasi dalam mengalokasikan gas alamnya untuk kepentingan geopolitiknya, tuduhan tersebut datang   oleh   sebagian   besar   negara   anggota   UE   dan   juga   dari   AS,   dengan kedatangan   musim   dingin   kali,   benua  Eropa   berada   pada   ambang   kehancuran karena   kedatangan   musim   dingin   kali   ini   bersamaan  dengan   timbulnya  krisis energi pada kawasan Eropa.

Pada tanggal 30 Oktober 2021 operator pipa Jerman menemukan bahwa aliran gas alam dari Rusia ke Eropa terhenti pada pipa Yamal-Eropa yang merupakan pipa gas yang membawa gas dari Polandia ke Jerman akan tetapi   perusahaan   yang   mengelola   yakni   Gazprom   menyatakan   bahwa   mereka telah   melakukan   kewajiban   mereka   sesuai   kontrak   yang   ada   sehingga   hal ini memicu   munculnya   berbagai   tuduhan  oleh Pihak Jerman, Amerika Serikat,  IEA,   beserta  anggota  parlemen   Eropa   mengenai manipulasi   energi   yang   dilakukan   Rusia.

Upaya dalam  mengejar  kepentingan Rusia juga ditandai dengan kontrak dalam hal transfer gasnya dengan Hungaria pada   bulan   September,   di mana   Hungaria   mendapatkan   kontrak   dengan perusahaan   Gazprom  Rusia   selama   15   tahun   untuk   membeli   4,5  miliar   meter kubik gas alam pertahun, di mana kontrak ini merupakan strategi Rusia dalam memonopoli gas terhadap Ukraina, karena dengan kontrak ini impor gas yang dilakukan tidak akan melewati jalur pipa gas yang berada di Ukraina akan tetapi melewati pada kawasan Eropa Tenggara yakni melalui jalur pipa Balkan. Strategi Rusia tersebut berdampak cukup besar terhadap perekonomian Ukraina, sehingga Ukraina tidak akan mendapatkan pendapatan dari biaya ekspor karena gas sudah tidak melewati pipa jalur mereka, akan tetapi pernyataan dari Rusia menegaskan bahwa yang kontrak yang disepakati tidak berkaitan dengan konflik yang terjadi, tindakan Rusia  ini   merupakan   pelampiasan kekesalannya   terhadap   pengaruh  AS yang memperhambat   pemaksimalan   pengaruh   geopolitiknya   pada   Kawasan tersebut, karena proyek Nord Stream 2 yang merupakan  bentuk kerja sama Rusia dan  Jerman   dalam   hal   transfer   gas   secara   langsung dari Rusia ke Jerman diberhentikan ketika  AS  dan Jerman mencapai suatu  kesepakatan untuk proyek tersebut yang diikuti   pemberian  sanksi kepada Rusia jika   memonopoli  pasokan energi demi mendapatkan pengaruh geopolitiknya.

  • Kepentingan Ukraina

Pada konflik Ukraina Rusia dapat kita   lihat,  sebenarnya   konflik   yang terjadi   adalah permasalahan internal Ukraina karena dengan pesta politik yang kita lihat antara dua orang  yang   memiliki   kedekatan yang  berbeda   antara   entitas kuat   di   dunia internasional yakni Viktor Yanukovych yang lebih dekat dengan Rusia dan Viktor Yuschenko  yang   lebih  dekat  dengan   belahan   dunia   barat.  Sebuah   kepentingan nasional bagi sebuah negara akan ada, akan  tetapi tentu kepentingan nasional itu juga   tergantung   rezim  seperti  apa   yang   sedang  berlaku   pada   negara   tersebut dengan   kata   lain   kepentingan   nasional   akan   bersifat   dinamis   atau   tidak   tetap tergantung dengan pemimpin seperti apa  yang memimpin  negara tersebut  untuk mengejar kepentingan yang seperti apa.

Salah satu kepentingan setiap negara dan tentunya berlaku pada Ukraina juga adalah kepentingan dalam hal ekonomi. Pada pemerintahan Ukraina sebelumnya terdapat   kompleksitas   politik   internal Ukraina   yang   meliputi   kedua kandidat Presiden yakni Yanukovych dan Yuschenko yang bersaing untuk mendapatkan kursi Presiden. Pada pemerintahan Yuschenko dikenal pro-barat karena sebelum masuk dalam persaingan memperebutkan kuris kepresidenan ia mengatakan jika ia terpilih sebagai Presiden ia akan menjalin kerjasama yang lebih erat denganbelahan barat akan tetapi disatu sisi tetap menjaga kedekatannya dengan Moskow. Akan tetapi apa yang dikatannya jauh berbeda selagi ia menjabat ia secara terang–terangan   menunjukan   ingin   berusaha  mempercepat  integrasi   Ukraina  dengan belahan dunia barat yang secara yang bersamaan untuk mendapatkan keanggotaan UE  dan  ingin   terlepas  dari   genggaman   Rusia  yang   ditunjukan  dengan tanpa menyembunyikan niatnya untuk mengusir Russia dari Sevastopol setelah kontraknya habis pada 2017.

Berselang   pada   pemilu   berikutnya   pada   tahun   2010   dimenangkan   oleh Yanukovych   yang   merupakan   Presiden   beretnis   Rusia   sehingga   tidak   dapat dipungkiri   jika   pemerintahan   Yanukovych   akan   lebih   berorientasi   pada   Rusia dibandingkan   UE   di   mana   keeratan   Ukraina   dan   Rusia   ditunjukkan   dengan pertemuan   antara   Yanukovych   yang   baru   menjabat   selama   dua   bulan   sebagai Presiden Ukraina dengan Presiden Rusia Mervedev di Kharkov, di mana tujuan pertemuan kedua pemimpin negara mantan Uni Soviet ini membahas mengenai perpanjangan kontrak Armada Laut Hitam Rusia yang terdiri atas 388 kapal perang Rusia, 14 kapal selam diesel selain itu ada 161 jet tempur di pangkalan udara di  Gvadeiskove dan Sevastopol jika dilihat dari perjanjian Kharkiv, selama 25  tahun tambahan, di mana hal ini diikuti dengan keuntungan bagi Ukraina dalam hal gasalam karena adanya penurunan harga terhadap gas alam dari perusahaan Gazprom Rusia menjadi 100 dolar per 1000 meter kubik dengan jangka waktu yang tersisadari hasil kontrak pada tahun 2009. Dengan kesepakatan tersebut tentunya Ukraina akan memiliki ekonomi yang memadai dan akan   terjadi  pertumbuhan ekonomi yang cukup  untuk  melakukan persaingan   dalam   dunia   yang   kompetitif,   namun   sebuah   integrasi   ekonomi tentunya masih menjadi sebuah keuntungan besar bagi  sebuah   negara   terutama jika dilakukan dengan   badan  supranasional UE, tindakan Yanukovych  menolak integrasi ekonomi bersama UE  pada   akhirnya   pun tidak hanya merugikan bagi Ukraina   dalam   memiliki   kekuatan   finansial   yang   lebih   kuat   lagi,   tindakan Yanukovych ini diketahui terdapat tekanan dari pihak Rusia, dengan tekanan dari mitra  terdahulu   Ukraina  pada   akhirnya   menyebabkan  Yanukovych   pada  tahun 2014   dilengserkan   dari   jabatannya   karena   protes   yang   dilakukan   masyarakat Ukraina yang sebagian besar berasal dari daratan Ukraina.

Pada akhirnya  pelengseran tersebut memicu terbaginya  kubu pemerintahan Rusia dan melahirkan  referendum  dari  Crimea pada tahun 2014   tepatnya   pada tanggal 17 Maret mengenai pemisahan Crimea   dengan   Ukraina   dan   bergabung dengan Rusia  serta kemunculan gerakan separatisme dari  timur yakni Donetsk People’s  Republic  dan  Luhansk People’s   Republic  atau   sering  dikenal  dengan DPR dan LPR pada  bulan   Mei   2014,   dengan   ini  sebelumnya yang merupakan kepentingan ekonomi bergeser pada kepentingan keutuhan dan keamanan  negara, dengan   gerakan  separatisme   tersebut   melahirkan   konflik   internal  yang   masih berjalan hingga sekarang  ini yang  dikenal dengan  Konflik  Donbass  yang masih memakan korban jiwa sampai sekarang ini dan tentunya hal ini adalah hal yang serius   dan   harus   ditanggapi   oleh   pihak   Ukraina   akan   tetapi  semua  itu   tidak berjalan   semudah   itu   karena   dibalik   kejadian   yang   sangat   rumit   ternyata   ada campur tangan Rusia untuk mencapai kepentingannya.

  • Analisa Konflik

Russia tidak melakukan invasi secara penuh sejak 2014. Mereka hanya melakukan perang asimetris dengan mengirim pasukan black ops dan melatih separatis di Donetsk dan Luhansk. Russia juga melakukan propaganda, cyberwarfare dan cara non konvensional lainnya. Namun dilihat dari hasilnya yang kurang berhasil dengan cara yang asimetris ini, maka ada kemungkinan Russia melakukan Invasi secara langsung. Invasi penuh untuk merebut seluruh Ukraina akan menjadi sesuatu yang belum pernah dilihat Eropa dalam beberapa dekade. Itu bisa melibatkan perang kota, termasuk di jalan-jalan Kyiv, dan serangan udara di pusat-pusat kota. Ini akan menyebabkan konsekuensi kemanusiaan yang mencengangkan, termasuk krisis pengungsi. AS memperkirakan korban tewas warga sipil bisa melebihi 50.000, dengan sekitar 1 juta hingga 5 juta pengungsi. Konaev mencatat bahwa semua perang kota itu keras, tetapi pertempuran Rusia yang disaksikan di tempat-tempat seperti Suriah telah “sangat menghancurkan, dengan sangat sedikit memperhatikan perlindungan sipil.”

Skala besar dari serangan semacam itu juga membuatnya paling kecil kemungkinannya, kata para ahli, dan itu akan membawa biaya yang luar biasa bagi Rusia. “Saya pikir Putin sendiri tahu bahwa taruhannya sangat tinggi,” Natia Seskuria, seorang rekan di Royal United Services Institute, mengatakan. “Itulah mengapa saya pikir invasi skala penuh adalah pilihan yang lebih berisiko bagi Moskow dalam hal potensi penyebab politik dan ekonomi tetapi juga karena jumlah korban. Karena jika kita membandingkan Ukraina pada tahun 2014 dengan tentara Ukraina dan kemampuannya saat ini, mereka jauh lebih mampu.” (Pelatihan Barat dan penjualan senjata pasti ada hubungannya dengan peningkatan kemampuan itu.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun