Mohon tunggu...
Dewi Ratna
Dewi Ratna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya adalah mahasiswa Universitas Airlangga semester 2 yang menggeluti bidang Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Money

Larangan Ekspor CPO RI terhadap Harga Pangan Dunia

10 Juni 2022   20:20 Diperbarui: 10 Juni 2022   20:43 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Presiden Joko Widodo resmi melarang ekspor CPO pada 28 April 2022 hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian, hal ini dinyatakan lewat akun Youtube Sekretariat Presiden demi tersedianya minyak goreng dalam negeri.

CPO atau Crude Palm Oil adalah minyak kelapa sawit mentah yang diperoleh dari hasil ekstraksi buah kelapa sawit dan belum mengalami pemurnian. Indonesia merupakan salah satu pemasok minyak nabati terbesar dunia dan diperkirakan sekitar 60% besarnya kontribusi CPO Indonesia terhadap global.

Larangan ekspor oleh pemerintah sebenarnya ditujukan agar pasokan minyak dalam negeri terpenuhi. Namun, berdasarkan pernyataan para petani sawit, peraturan ini kurang efisien karena jumlah pasokan pada domestik seharusnya hanya 30% dan 70% untuk ekspor. Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Hendry Saragih 

mengatakan petani sawit dirugikan dengan adanya peraturan tersebut lantaran para pengepul tidak mau lagi membeli tandan buah segar (TBS) karena sudah tidak bisa diekspor lagi sehingga menyebabkan harga TBS anjlok.

Saat ini dunia sedang mengalami kenaikan inflasi pangan yang disebabkan oleh kenaikan beberapa harga pangan khususnya minyak nabati. Sebelumnya, inflasi sudah terjadi karena ketidakstabilan yang disebabkan oleh Covid-19 dan juga di beberapa negara terjadi karena perubahan cuaca yang signifikan lalu 

kemudian ditambah dengan adanya perang Rusia-Ukraina. Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang merupakan salah satu produsen minyak juga menyumbang kenaikan inflasi pangan dunia.

"Situasi pangan tidak lagi baik-baik saja. Karena secara global ini terjadi luar biasa. Dan pemicu inflasi negara itu sebenarnya di pangan lebih khusus. Saat ini AS sudah 7,2, Uni Eropa 6,8%, Turki sudah 61%, Indonesia 2,3%. Harga-harga naik karena pemicunya BBM dan solar, global, dan tentu dalam negeri terkontraksi," kata Syahrul saat Rapat Kerja bersama Komisi IV DPR, Senin (4/11/2022).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo juga mengatakan bahwa kondisi yang tidak pasti dan juga kenaikan inflasi global bisa berdampak pada sektor pangan nasional. Disamping pengaruh pada sektor pangan, pada pasar saham khususnya emiten kelapa sawit pun ikut 

berimbas karena penurunan yang sangat anjlok ini. Dikhawatirkan kedepannya jika tak segera dicabut, maka dampak yang ditimbulkan lebih meluas lagi hingga pada pengurangan pekerja perusahaan CPO dan minyak goreng ataupun petani sawit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun