Ciri-ciri dari tipe ini adalah perempuan yang menjunjung tinggi nilai-nilai feminisme tradisional. Contohnya perempuan yang selalu mengkritik perempuan lain karena telah melanggar norma agama, budaya dan tradisi.
Seperti mengkritik perempuan yang belum menikah disaat usianya sudah matang. Atau bisa juga dengan mengkritik keras perempuan lain yang aktif berkarir tetapi melupakan kodratnya sebagai ibu rumah tangga.
2. Mysoginistic Self-Critic
Sedangkan ciri-ciri dari tipe ini adalah kelanjutan dari tipe sebelumnya. Namun bentuk kritik yang dilakukan lebih spesifik ke arah fisik dan kepribadian.
Seperti mengkritik perempuan yang berbadan gemuk atau kurus. Atau bisa juga mengkritik perempuan yang terlihat lebih maskulin.Â
Dimana perempuan dengan ciri seperti ini merasa nilai-nilai feminim dan kecantikan fisik harus diutamakan. Contoh kasusnya untuk di Indonesia mungkin seperti ini:
"Bahwa perempuan cantik itu harus terlihat putih, langsing dan feminim."
Meski tidak semua perempuan di Indonesia berpendapat sama. Dengan melihat fenomena yang ada, dimana skincare pemutih laris manis jadi bisa diambil contoh kasusnya seperti itu.
3. Mysoginistic Self-Loather
Perempuan dengan ciri seperti ini memiliki kecenderungan mengkritik perempuan lain yang memiliki derajat sosial lebih rendah dari dirinya. Kasusnya juga bisa menjadi refleksi pada dirinya sendiri disaat ia juga diperlakukan dengan rendah oleh sesamanya.
Contoh kasusnya seperti sosok majikan perempuan yang gemar berperilaku kasar kepada asisten rumah tangganya. Baik secara verbal dan non verbal.