Mohon tunggu...
Dewips
Dewips Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary woman

Mau copy-paste artikel? Boleh saja, dengan tetap tampilkan asal sumber tulisan! Visit me @ ladiesbackpacker.wordpress.com, Email me : swap.commune@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Malas Gerak? Segeralah Bertobat!

6 September 2020   07:50 Diperbarui: 6 September 2020   11:58 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lari (Gambar: coffeekai via KOMPAS.com)

Artikel ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi. Malas Gerak atau yang biasa dikenal dengan "mager" pasti kita semua sudah terbiasa mendengarnya. Faktanya kemajuan teknologi pada zaman sekarang sangat mendukung gaya hidup tidak sehat yang mana salah satunya aksi mager itu tadi. 

Pengalaman saya pada tahun 2019 lalu dimana saya sempat mengidap beberapa penyakit seperti diabetes dan sakit punggung, efek dari kelebihan berat badan atau obesitas akibat jarang gerak. 

Yap, obesitas membuat saya seperti sosok nenek-nenek renta berusia 50 tahun ke atas kalau dilihat dari hasil analisa mesin body mass index (BMI) digital. Bahkan sistem metabolisme saya ada di status sangat buruk.

Terlebih lagi akibatnya saya harus menanggung penyakit yang selama ini belum pernah saya alami dan mungkin tidak pantas diderita oleh wanita muda seperti saya.

Dampak terparah yang harus saya rasakan adalah penyakit punggung yang cukup akut. Dokter berasumsi penyakit punggung itu diakibatkan oleh kelebihan berat badan yang memang sudah diluar batas normal.

Padahal berat badan saya pada saat itu hanya mencapai 65-70 kg tetapi dengan tinggi badan yang hanya 160 cm jadi membuat tulang belakang kewalahan menumpu berat badan saya sendiri. Khususnya pada bagian upper body yang mengalami kenaikan lebih banyak. 

asia.nikkei.com
asia.nikkei.com
Penyakit obesitas yang saya alami sebenarnya tidak disebabkan oleh terlalu banyak makan atau ngemil. Saya makan dengan porsi dan frekuensi yang normal tetapi karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan saya selalu duduk di depan layar komputer yang menyebabkan saya jadi jarang gerak.

Maklum saja pada saat itu adalah kali pertama saya bekerja sebagai pegawai kantoran. Yang mana sebelumnya saya selalu bekerja di lapangan.

Gaya hidup rutin berolahraga pun semakin lama semakin terlupakan di mana sebelumnya saya rutin melakukan body exercise minimal 3x seminggu tapi sejak bekerja di kantor entah kenapa saya jadi malas dengan alasan lelah dan butuh istirahat lebih lama sewaktu berada di rumah.

Kebiasaan itu terus berlanjut sampai pada akhir tahun 2019 di mana penyakit punggung saya tidak juga reda karena berat badan saya yang juga belum berkurang ke angka normal. Hingga pada saat Liburan Natal tahun lalu saya memiliki kesempatan untuk berlibur ke Phuket, Thailand. 

Awal mula kisah keberhasilan saya menjalani gaya hidup sehat demi menghilangkan penyakit punggung berasal dari liburan saya ke pulau eksotis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun