Mohon tunggu...
Dewips
Dewips Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary woman

Mau copy-paste artikel? Boleh saja, dengan tetap tampilkan asal sumber tulisan! Visit me @ ladiesbackpacker.wordpress.com, Email me : swap.commune@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Kisah Remaja Penggagas "Covid-19 Tracker Watch" yang Telat Viral

11 April 2020   15:43 Diperbarui: 11 April 2020   15:55 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wow! Itulah kata pertama yang muncul dikepala saya saat menonton video talk show yang sedang membahas tentang  sosok remaja laki-laki berusia 17 tahun yang hasil kreativitasnya 'telat viral'. Mengapa saya merasa menyayangkan keviralan yang telat tersebut karena bisa saja 'Virus Breakout' ini dicegah menyebar keluar dari wilayah Cina apabila kita concern dengan data yang ditampilkan remaja ini. Begitu masiv penyebarannya sampai sekarang membuat kita sadar akan telatnya manusia didalam mengantisipasi kondisi pandemik yang juga menjadi momok yang teramat buruk khususnya bagi Lembaga Kesehatan Dunia sekelas WHO.

Remaja yang bernama Avi Schiffmann ini mendadak viral bukan karena video tiktok atau foto-fotonya di Instagram seperti layaknya kesibukan kaum millenial disekitar kita saat ini. Sungguh miris memang jika membandingkan hal-hal yang bisa viral di Indonesia dengan di Negara lain. Setelah websitenya yang viral itu banyak dikunjungi orang kini Avi Schiffmann menjadi bahan pembicaraan orang banyak karena website buatannya yang menurut mereka sangat 'jenius' didalam memantau atau 'tracking watch' bagi perkembangan korban pandemik Covid-19 di seluruh Dunia. Website yang diperuntukkan bagi kita semua yang 'aware' tentang info penyebaran virus dapat dengan aktif melihat perubahan tabel data yang ia tampilkan di home webnya. Perubahan datanya juga selalu update bahkan untuk setiap menitnya.

Remaja yang berdomisili di Seattle, Amerika ini menggunakan sistem scrapping web teknologi untuk mengumpulkan data dari seluruh Rumah Sakit termasuk Badan/Asosiasi Kesehatan di seluruh negara di Dunia yang mana bisa selalu update secara otomatis. Metode scrapping web yang ia lakukan adalah dengan cara 'coding' agar data yang berkaitan dapat dipindahkan secara otomatis menjadi tabel yang mencakup titik penyebaran Covid-19 disemua negara yang sudah terinfeksi. Hal yang juga istimewa adalah semua itu dikerjakan dari ilmunya yang selama ini ia pelajari secara otodidak.

Remaja yang juga masih menempuh pendidikan di Mercer Highland High School ini bahkan sudah memulai websitenya sejak terjadinya pandemic di kota Wuhan pada Desember 2019 lalu. Merupakan hal yang tidak disangka-sangka disaat manusia di seluruh Dunia sedang sibuk menyiapkan pesta Tahun Baru, remaja ini justru malah sibuk mengawasi pergerakan wabah Covid-19 di Wuhan yang mana pada saat itu belum menyebar keluar dari negara Cina. Jadi bisa dibayangkan apabila Pemerintah Negara diseluruh Dunia beserta WHO 'aware' dengan semua data yang dibuat remaja ini maka bukan hal yang mustahil Krisis Pandemik mungkin bisa dihindari. Sebelum akhirnya menjadi bencana kesehatan di Dunia sampai sekarang yang justru awalnya bisa dicegah dengan adanya larangan berpergian bagi seluruh warga negara Cina yang harusnya diberlakukan mulai dari akhir tahun 2019. 

Dengan mengantisipasinya sejak awal pasti dampaknya tidak akan meluas seperti sekarang. Mungkin karena kita terlalu menyepelekan virus ini diawal jadi kita mau tidak mau harus menerima resikonya sampai saat ini. Bahkan terkesan kita enggan untuk belajar dari peristiwa di masa lalu yang juga terkenal fatal dampaknya seperti saat MERS, Ebola, dan Spanish Flu menyerang manusia di dunia. Dari kisah remaja inilah kita harusnya mau berkaca bahwa dengan belajar kita bisa menghindari peristiwa luar biasa yang berdampak negatif yang mungkin bisa terjadi kapan saja. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun