Mohon tunggu...
Dewi Pagi
Dewi Pagi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Say it with poems & a piece of cake...| di Kampung Hujan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Plus Minus Membeli Barang Lewat Pameran

15 Mei 2015   22:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:00 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_328964" align="aligncenter" width="522" caption="www.ciungtips.com"][/caption]

“Sebel bangettt, laptop baru beli dua minggu dah rewel, mau complain eh tempat pamerannya dah gak ada…bete bete beteee…”

Salah satu temen saya lagi uring-uringan gara-gara laptopnya sering ngedadak ‘hang’. Padahal belinya baru, bukan second. Saya suruh dia balik lagi ke tempat belinya, tapi pas ke sana eh udah jadi tempat pameran motor. Apesnya, temen sayanya juga lupa nyimpan no.kontak si penjual. Ya sudah deh, selamat beribet ria karena mau gak mau harus ngurus garansi ke tempat resminya.

Hmm, kalau kita mendengar kata pameran, biasanya identik dengan produk baru, harga yang super murah, tipe keluaran terbaru dan mungkin produknya belum ditemui di toko-toko alias dijual hanya di pameran saja a.k.a limited edition.

Saya juga senang datang ke pameran, tapi biasanya hanya untuk cuci mata dan compare harga, andai cocok langsung transaksi. Kalo lagi ke mall, saya juga sering lihat pameran-pameran yang biasanya diberi tempat khusus oleh pengelola mall. Terkadang diberi tema juga, dari tanggal berapa ke berapa khusus pameran laptop, berikutnya elektronik, berikutnya furniture, terus begitu.

Kali ini saya mau menulis plus minus berbelanja di pameran dari sisi konsumen. Supaya kita lebih bijak sebagai konsumen dan mendapatkan nilai serta manfaat dari barang yang kita beli tersebut. Plis cekidot :

Plusnya :

• Produk Terbaru

Biasanya jika pabrik mengeluarkan produk baru atau item terbaru, pameran adalah salah satu media yang cukup efektif selain iklan. Kita sebagai konsumen bisa tahu duluan dan bisa memiliki barang baru lebih dulu di saat belum benar-benar beredar di pasaran.

• Banyak Diskon

Untuk menarik pembeli, diskon besar-besaran banyak kita temui di pameran-pameran. Contoh saja bila melihat harga sofa 9,5 juta/set lalu angka itu dicoret menjadi ‘hanya’ 4 juta saja. Kelihatannya memang murah banget yah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun