Mohon tunggu...
DEWI NUR FAUZIYYAH
DEWI NUR FAUZIYYAH Mohon Tunggu... Duta Besar - Stay happy and healthy

Terus melangkah untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Mahasiswa dalam Menyongsong SDGs Guna Menyejajarkan Indonesia dengan Negara-Negara Maju

21 Oktober 2021   09:52 Diperbarui: 21 Oktober 2021   10:06 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Millenium Development Goals (MDGs) atau dapat diterjemahkan menjadi "Tujuan Pembangunan Millenium", adalah sebuah paradigma pembangunan global yang dideklarasikan Koferensi Tingkat Tinggi Millenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000.

Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani isu -- isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Pada tahun 2015 MDGs dinyatakan secara resmi telah berakhir. Selama 15 tahun masa pelaksanaannya Indonesia berhasil mencapai 49 dari 67 sasaran indikator yang ditetapkan. Di September 2015, organisasi perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengesahkan program baru untuk melanjutkan MDGs yang bernama Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang sering disebut tujuan pembangunan berkelanjutan.

Pada SDGs ini memuat 17 sasaran pembangunan berkelanjutan yang terbagi dari 169 sasaran untuk menjadikan kehidupan manusia menjadi lebih baik. SDGs secara garis besar memuat isu sosial yang tidak jarang terjadi di masyarakat, contohnya seperti kemiskinan, tinkat pendidikan, kondisi iklim, dan yang lainnya. SDGs mempunyai prinsip untuk tidak meninggalkan satu orangpun di belakang, Dengan adanya program SDGs diharapkan dapat menuntaskan persoalan -- persoalan rakyat terutama kelompok tertinggal dan dalam waktu 15 tahun ditargetkan tujuan -- tujuan tersebut dapat terlaksana atau dapat diartikan tujuan -- tujuan tersebut diupayakan dapat dicapai di tahun 2030.

Dalam mencapai dan menyongsong tujuan -- tujuan SDGs diatas, tidak hanya diperlukan program dan peran serta kebijakan pemerintah satu negara. Namun juga sangat krusial untuk seluruh elemen masyarakat yang ikut serta dalam pergerakan mencapai tujuan tersebut.

Kita sebaagai elemen masyarakat harus menunjukkan tindakan dan peran kita untuk mendukung program SDGs. Sampai pada tahun 2019, pencapaian penerapan SDGs di Indonesia menduduki peringkat 102 dari 169 negara di dunia. Skor yang diperoleh Indonesia juga termasuk sangat rendah. Rata -- rata skor dari holistik negara adalah 65, sedangkan Indonesia hanya memperoleh skor 64 yang berarti Indonesia mendapat skor di bawah rata -- rata negara lainnya. Hal ini tentu saja perlu dipertanyakan mengingat pemerintah Indonesia telah mengeluarkan banyak upaya untuk keberhasilan indikator pembangunan berkelanjutan ini. Salah satu contohnya pada tanggal 4 Juli 2017 Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengeluarkan Peraturan Presiden (Peepres) No. 59 Tahun 2017 tentang pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan. Meskipun pemerintah sudah melakukan berbagai upaya termasuk membuat pearaturan tadi, apabila tidak dibarengi dengan kerja sama dari semua elemen masyarakat maka pelaksanaan pembangunan berkelanjutan juga tidak akan tercapai secara maksimal. Kurangnya peran masyarakat dan inilah yang mengakibatkan kurang maksimalnya penerapan program SDGs di Indonesia dibandingkan negara -- negara lainnya.

Kali ini pemerintah telah menunjukkan keseriusannya dalam pelaksanaan SDGs yang tepat waktu, diawali dengan hadirnya Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Sidang umum PBB untuk penandatanganan SDGs pada September 2015 yang lalu. Pun demikian, untuk mencapai 17 Tujuan dan 169 sasaran SDGs di tahun 2030 masih banyak hal lagi yang perlu dilakukan. Seperti misalnya mengutamakan SDGs dalam agenda pembangunan nasional; membuat pelaksanaan SDGs yang inklusif serta partisipatif baik di tingkat pusat maupun wilayah; memastikan SDGs dilakukan dengan semangat transformatif serta no one left behind.

Peran mahasiswa dalam menyongsong terwujudnya SDGs dan membuat Indonesia setara dengan negara maju adalah dapat dimulai dari dirinya sendiri, yakni dengan belajar ilmu pengetahuan yang setinggi -- tingginya serta menjadi mahasiswa berprestasi dan berkompetitif. Pendidikan yang tinggi dan tentunya dengan mahasiswa yang berkualitas dapat menaikkan kualitas pendidikan pada Indonesia sesuai tujuan SDGs. Peran mahasiswa yang kedua adalah menimbulkan rasa empati, menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat dimulai dari lingkungan yang dekat hingga jangkauan yang lebih luas, serta mencoba menemukan solusi -- solusi dari permasalahan yang terjadi di lingkungan tersebut. Dari hal tersebut, mahasiswa juga bisa memajukan Indonesia dan tujuan -- tujuan SDGs dapat terlaksana. Jika seluruh mahasiswa ikut berperan aktif pada hal ini dengan mengingat jumlah mahasiswa yang banyak. Peran mahasiswa yang ketiga, yakni melakukan pengamatan keadaan lingkungan sekitar, seperti mengamati keadaan lingkungan yang kurang bersih dan fasilitas umum yang kurang terawat. Sesudah itu, mahasiswa diharapkan dapat bergerak memperbaikinya dengan semangat, tulus, dan senang hati demi tercapainya lingkungan dan fasilitas yang nyaman sesuai dalam tujuan acara SDGs tersebut. Peran mahasiswa yang keempat dalam menyongsong acara SDGs tersebut, yaitu dengan melakukan aktivitas sosial kemasyarakatan. Sebagai contoh dengan menyebarkan atau mengedukasi anak -- anak atas ilmu yang didapat khususnya anak -- anak di daerah pedalaman yang masih mengalami kurangnya pendidikan serta masih banyak kegiatan kemasyarakatan lainnya yang bisa dilakukan mahasiswa untuk mencapai tujuan SDGs ini.

Keikutsertaan mahasiswa dalam kemajuan Indonesia ini dapat membantu dalam pemecahan masalah dalam tujuan perkembangan berkelanjutan. Contohnya seperti kompetisi debat SDGs Indonesia yang diadakan oleh United Nations Development Program (UNDP) yang bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Luar Negeri, dan Tanoto Foundation. Dalam kompetisi debat tersebut para mahasiswa dari semua Indonesia diajak untuk berpikir kritis dan ikut terlibat dalam mencari strategi untuk mencapai target SDGs, terutama pada masa pandemi ini. Dengan diadakannya kompetisi ini, diharapkan mahasiswa dapat mulai mempersiapkan diri untuk membantu Indonesia mempercepat SDGs serta mencari cara untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Gorontalo (14/12/2019), Universitas Bina Mandiri dan Politeknik Kesehatan Kemenkes mengadakan webinar Internasional SDGs yang juga membahas terkait pengaruh pandemi terhadap target capaian SDGs. Webinar yang dihadiri para mahasiswa Universitas Bina Mandiri ini dibuka oleh Wakil Gubernur Gorontalo, Idris Rahim dan mengusung tema "Innovation to Empower Rural Communities in The Time of Covid-19". Dalam webinar tersebut, beliau berkata bahwa pandemi Covid-19 memang sudah mempengaruhi capaian target SDGs terhadap seluruh sektor serta pemerintah provinsi Gorontalo. Pemerintah telah berupaya untuk menanganinya dengan melakukan realokasi APBD tahun anggaran 2020 yang difokuskan di penyediaan sarana prasarana kesehatan, jaring pengamanan sosial, dan pemberdayaan masyarakat melalui stimulus ekonomi khususnya sektor UMKM. Setelah menghadiri webinar itu, diharapkan dapat membuka pikiran mahasiswa tentang bagaimana keadaan bangsa Indonesia terutama syarat perekonomian dan kesehatan masyarakat saat ini akibat pandemi. Pandemi Covid-19 jelas telah mempengaruhi 2 indikator capaian SDGs tersebut.

Mahasiswa dikenal sebagai kaum intelektual yang seharusnya memiliki pemikiran yang tinggi dan kritis untuk memajukan bangsa. Mahasiswa berada di tingkatan yang sudah berbeda dari siswa sekolah biasa. Tugas seorang mahasiswa bukanlah hanya belajar di lingkup perguruan tinggi saja. Sesuai dengan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi, dari ilmu yang didapatnya di perguruan tinggi, mahasiswa diharapkan melakukan penelitian dan mencari cara untuk menuntaskan berbagai fenomena permasalahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya sesuai dengan kompetensinya. Yang dimaksud lingkungan sekitar tidak hanya di lingkup lingkungan perguruan tinggi, melainkan mencakup lingkungan warga tempat dia tinggal. Setelah melakukan penelitian, mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya pada masyarakat yang merupakan bentuk pengabdian mahasiswa terhadap rakyat. Dengan melakukan pengabdian, mahasiswa dapat membantu menyampaikan pengarahan pada masyarakat untuk memiliki kehidupan yang lebih baik yang mana artinya tujuan dari pembangunan berkelanjutan.

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan manusia untuk ikut menggerakkan program SDGs, diantaranya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun